Pesona Sambal
"Utie, bau busuk apa ini? Begitu menyengat" ujar si cantik Mirella. Tak lama kemudian haaasyim .!!!!.. haaasyim..!!!! Kudengar Mirella bersin berkali-kali akibat mencium aroma dari sambal yang kumasak. "Uppsss sorry Mirella, baunya sangat menyengat ya. Saya sedang memasak sambal dan ayam goreng",, balasku sambil membuka jendela dapur. Rupanya exhaust fan di dapur tidak cukup kuat menyerap asap dari sambal yang kumasak. Sehingga harus membuka jendela lebar-lebar. Hari itu aku memang memasak makanan Indonesia, ayam goreng cocol sambal terasi. Karena baru kemarin paket bumbu dapur kiriman ibu, sampai ke rumah.
Sejak Pindah ke lain kota, aku memang memutuskan untuk menyewa 1 rumah besar dengan 5 teman semasa sekolah bahasa. Dari 6 orang penghuni rumah, 3 orang termasuk aku berasal dari Asia tenggara, 2 orang dari Eropa dan 1 orang dari Australia. Tak heran jika aku memasak, ada saja komplain dari teman-teman Eropa, terutama soal bau yang menyengat. Apalagi jika aku memasak cabe dan ikan asin...he..he..he.
"Utie, kamu makan sangat lahap. Apa sih yang kamu makan. Kelihatannya so spicy..ya ?" Kepo Mirella saat melihat aku makan siang dengan lahapnya. "Of course Mirella, sudah lama saya tidak makan seperti ini. Kamu mau mencoba?".
"No thanks, i don't like food like that. So spicy and so oily' (Tidak terima kasih, saya tidak suka makanan seperti itu.. terlihat sangat pedas dan sangat berminyak), tukasnya sambil berlalu dari dapur. Housemate seperti Mirella yang berasal dari Eropa memang tidak mengkonsumsi nasi seperti layaknya orang dari Asia. Mereka hanya mengkonsumsi kentang, yogurt, telur, bacon keju dan sejenisnya. Bumbu yang dipergunakannyapun hanya garam, bawang putih dan lada. Apalagi orang seperti Mirella yang melakukan diet ketat. Sehari-hari hanya mengkonsumsi susu, roti tawar , keju dan buah.
Keesokan harinya, setelah kuliah semuanya selesai, dengan semangat 45 segera kulangkahkan kaki ke rumah sambil membayangkan nikmatnya ayam goreng sambel terasi yang kemarin kumasak. Untuk menghemat waktu, aku memang sengaja memasak ayam ungkep 1 ekor dan sambal terasi yang cukup banyak untuk beberapa hari ke depan. Dan tak lupa tadi pagi sebelum kuliah, sengaja kumasak nasi agak banyak, agar saat pulang kuliah tak perlu menunggu nasi matang. Namun saat tiba di dapur kutemukan lampu rice cooker dalam keadaan mati. Segera saja kubuka tutup rice cooker, dan ternyata///.alamak kenapa nasinya hanya tinggal koretan saja. Perasaan tadi pagi 2 cup beras,sudah kumasukkan, tanyaku pada diri sendiri. Kemudian kubuka lemari pendingin di dapur dan segera kukeluarkan box penyimpan ayam ungkep. Hah !!!!! kenapa tinggal 2 potong. Padahal semalam masih ada 8 potong. Kemana larinya itu ayam ya, batinku. Berikutnya kukeluarkan kotak kecil wadah sambal terasi yang juga kusimpan di dalam lemari pendingin. Begitu kubuka tutupnya, lho…lho…. kenapa isinya berkurang banyak?, hati ini bertanya-tanya sendiri. Waduh ternyata ada pencuri makanan di rumah ini. Seingatku tidak ada yang suka makan sambal, selain aku. Mau marah rasanya, tapi tak tahu sama siapa. Di tengah kebingungan, tiba-tiba mata ini menangkap bayangan kertas putih di bawah rice cooker. Tampak tertulis tulisan tangan di atasnya.
Dear Uite, saya minta maaf sudah memakan makananmu. Ternyata masakan kamu sangat enak. Terutama ayam goreng dan suas (sambal terasi)nya. Maaf juga saya telah menghabiskan nasimu. Tertanda Mirella.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar