Mahmudah Cahyawati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Petualang Nekat
Pegi-pegi

Petualang Nekat

Sejak kecil keliling Jakarta sendirian, menjadi cikal bakal mimpiku untuk keliling dunia. Bertepatan dengan Allah memberikan kesempatan untuk menimba ilmu di negeri orang, semakin meyakinkan diri ini, bahwa mimpiku bisa terrealisir. Sejak saat itu, di dinding kamar kosku, terpampang peta dunia, yang beberapa bagiannya telah kutandai. Hampir setiap malam, kupandangi peta dunia itu, sambil berharap suatu saat aku dapat pergi ke negara-negara tersebut.

Saat tahun ketiga, aku memutuskan menghabiskan liburan musim panas di Jakarta. Lumayan, ada waktu 3 minggu, untuk melepas kangen setelah 1.5 tahun tidak pulang. Sudah menjadi kebiasaanku sejak kecil, selalu menempuh jalan pulang yang berbeda dengan jalan pergi. Maka untuk kepulanganku ke negeri sakura, sengaja kupilih penerbangan malam dengan transit di Singapura. Memang tak banyak waktu yang bisa kuhabiskan di Singapura. Tetapi, cukuplah untuk mengetes nyaliku untuk berpetualangan di negeri singa, seorang diri di waktu malam.

Saat penerbangan ke Singapura, di luar dugaan, teman duduk di sampingku adalah warga Texas, Amerika Serikat. Rupanya, John, demikian nama panggilannya, adalah seorang geologist yang mencari sumber-sumber minyak di seluruh dunia.

Aku ingat, saat membuka percakapan, ia berucap,* Are you alone?*. Setelah itu, pembicaraan kami mengalir seolah-olah kami sudah lama berteman. Rupanya, hari itu, ia, baru saja menyelesaikan pekerjaan pengeboran sumur minyak baru di pulau kecil di lepas pantai dekat provinsi Sumatra Utara. Menurutnya, ia sudah berganti 3 pesawat, dari tempat dilakukannya pengeboran.hingga bandara Soeta. Selain di Indonesia, John juga pernah melakukan pengeboran minyak di Jepang, China, Afrika Utara, dan banyak negara lainnya. boleh di bilang, John telah berkeliling dunia untuk mencari sumber minyak.

Aku yang mendengarkan kisah petualangannya, bak kerbau di cocok hidungnya. Hanya bisa berucap, wow..wow dan wow. Bak sedang bercermin, aku seperti melihat semangat diriku ada di dalam diri John. Dari dalam koper kulitnya yang lusuh namun terlihat kekar, John, menunjukkan banyak photo, saat ia melakukan pencarian minyak di beberapa negara. Di situ juga ada peta dunia yang sudah penuh dengan corat-coret. Peta dunia yang seakan-akan memanggilku untuk masuk ke dalamnya.

John, juga menanyakan, mengapa aku pergi ke Singapura dengan penerbangan malam. Setelah mengetahui alasanku, John malah menawarkan kamarnya di hotel sekitar bandara. Ternyata sama sepertiku, John juga hanya transit semalam di Changi Airport, sebelum besok pagnya terbang ke Texas. Karena memang niatnya hendak mengetes diri, ku tolak dengan halus tawarannya. Aku berkilah sudah booking di Hotel Transit yang ada di Changi AIrport. Namun, ternyata, ternyata skenario Allah lebih menarik, hotel transit malam itu, penuh dan tidak ada kamar yang tersedia untukku . Alhasil aku harus mencari penginapan lain di dalam airport. Setelah jalan berkeliling lebih dari 1 jam, akhirnya aku hanya bisa pasrah saat harus menghabiskan malam itu, di sebuah bangku panjang di depan TV raksasa yang ada di ruang tunggu penumpang, seorang diri. Ternyata Allah mengijabah doaku, berpetualang seorang diri di waktu malam di Singapura.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post