Mahmudah Cahyawati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Piring Berbagi

"Bu Utie, aku gak bawa bekal", ucap Zefa malu- malu." Ok, sabar ya, jn syaallah nanti teman-temanmu akan memberi", balasku sambil berusaha menenangkannya. Segera kuambil piring makan melamin yang biasa di pakai anak-anak makan. "Teman-teman, ada temanmu yang tidak membawa bekal. Jika ada yang ingin berbagi, silahkan letakkan di piring Berbagi ini ya. Piring berbagi Bu Utie letakkan di tengah ya. Jadi siapa saja boleh menaruh bekal yang berlebih di sini. Dan siapa saja yang merasa kurang bekalnya, boleh mengambil makanan juga. Ingat ambil secukupnya ya". terangku sambil meletakkan kursi ditengah kelas dan menaruh piring berbagi diatasnya.

Mendengar penjelasanku, langsung saja beberapa anak secara spontan mengambil sedikit makanan yang ada di kotak bekalnya. Kulihat ada yang menaruh 1 buah keripik, satu batang coklat, setengah roti coklat atau kejunya. Ada juga yang memberi gorengan bakwan atau risolesnya. Tak butuh waktu lama, piring berbagi tampak penuh dengan beragam makanan. "Bu Utie, aku boleh ambil makanan ini gak ?",pinta Azka. "Silahkan, ambil secukupnya". Mendengar itu Azka langsung mengambil makanan incarannya, sepotong coklat. Seketika tawa renyahnya terdengar keras. 'Zefa, bawa piringmu, silahkan ambil makanan yang kamu mau",ajakku kepada Zefa. Dengan malu-malu Zefa mendekati piring berbagi dan mengambil beberapa makanan yang diinginkannya. Setelah Zefa kulihat beberapa anak ikut mengambil risoles, keripik dan roti. Bahkan ada juga yang semula sudah menaruh makanannya di piring berbagi, tapi kemudian mengambilnya kembali, karena masih kurang katanya.

Sejak ada piring berbagi, semangat anak-anak untuk berbagi dengan teman lainnya meningkat. Mereka tanpa ragu memberikan makanan yang di bawanya, walaupun hanya 1 keping keripik atau bakwan setengah sekalipun. Artinya bagi anak usia dini, berbagi tidak perlu banyak syarat. Cukup berikan yang kau punya dan ikhlaskan. Berbeda dengan orang dewasa, yang terlalu banyak pertimbangan atau syarat. Sehingga seringkali berbagi menjadi agak sulit dilakukan secara spontan. Demikian juga saat mengambil makanan yang diperlukan. Anak-anak secara otomatis akan mengambil seperlunya saja. Walaupun akan ada yang mengambil lebih, tetapi biasanya akan meminta izin terlebih dahulu.

"Bu Utie, ini untuk ibu", ujar Fattan sambil menyongsongkan sekeping biskuit. "Terima kasih,Fathan . Tapi biskuit itu untuk kamu saja. Atau silahkan taruh di piring berbagi, supaya bisa di makan sama yang lain juga". Dan Fathan pun mengikuti usulku. Ada kebahagiaan tersembul di wajah imut itu.

Ternyata, bahagia itu sederhana ya. Hanya dengan setengah bakwan dan setengah potong coklat, kebahagiaan karena sudah dapat berbagi dengan lainnya, sudah didapat. Terima kasih piring berbagi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post