Saat Kehidupan Bergulir Liar
Saat ramadhan memasuki minggu kedua, tetiba aku mendapat SMS dari teman seperjuangan dalam mencari ilmu anak usia dini. Di smsnya ia mengatakan bahwa guru kami, trainer anak usia dini, mengalami kesulitan hingga butuh sembako untuk ramadhan kali ini. Aku yang membaca berita itu, awalnya tidak percaya. Ah, masa sih, pak Hari dan ibu Tati sampai kekurangan begitu. Namun setelah menelephon langsung teman yang mengirim berita, barulah kupercaya kebenarannya.
Suasana ramadhan yang seharusnya dilalui dengan penuh kedamaian bersama keluarga, harus terlewatkan karena ketiadaan. Sungguh berita itu membuatku terenyuh.Terbayang saat bu Tati dan suaminya memberikan pelatihan, pakaian yang mereka kenakan, cukup wah, bahkan kalau di review bisa mencapai jutaan. Belum lagi assesories jam emas mewah yang ada dipergelangan tangan pak Hari, bikin silau mata memandang. Sementara bu Tati pun tak kalah heboh dengan dandanannya. Full make up walaupun tidak terlalu berlebihan. Demikain juga dengan liontin dan jam tangannya yang bikin baper. Sebenarnya aku tak penah tahu, seperti apa kehidupan mereka semasa itu. Yang kuketahui mereka tinggal di sebuah apartment di daerah Jakarta Timur bersama keempat putra-putrinya. Pada pesta selesainya training kami, keempat anaknya menampilkan keahliannya masing-masing. Ada yang bermain biola, piano, gitar dan bernyanyi solo. Artinya tidak tampak sama sekali adanya kesulitan hidup yang melilit keluarga itu.
Akhirnya, aku dan teman-teman, memutuskan mengirimkan sembako hasil kumpulan kami. Karena kebetulan, aku yang memiliki waktu luang, akhirnya akulah yang diserahi mengirimkan langsung bingkisan itu ke alamat bu Tati. Awalnya aku kita rumah mereka tiak terlalu jauh dari tempat kami biasa training. Ternyata diluar dugaan, rumah bu Tati jauh dari jalan raya, sehingga aku harus memarkirkan kendaraan di sebuah sekolah dan dilanjutkan dengan berjalan kaki. Akhirnya aku berhasil menemui bu Tati, di rumah kontrakkannya. Sayangnya pak Hari sedang tidur,karena kurang sehat kata istrinya. Keadaan mereka sungguh ironis. Baju-baju mewah yang dulu biasa pak Hari pakai, kini berganti dengan kaos-kaos putih yang sudah tidak putih lagi dan ada bekas tambalan di sana sini. Demikian juga dengan baju Bu Tati, yang tergantung di depan kontrakan mereka.
Tak banyak informasi yang bisa kudapatkan dari Bu Tati. Setelah menyerahkan bingkisan dan memintanya bersabar akan kondisinya, aku langsung pamit undur diri, meskipun ada banyak pertanyaan dalam diri. Dulu banyak orang yang memuja-muja mereka sebagai pasangan paling care terhadap pendidikan anak usia dini. Bagaimana euphoria orang-orang ketika pasangan itu memasuki ruangan dan berpidato pada saat penutupan training. Tapi itulah kehidupan, yang penuh dengan rahasia. Hanya Allahlah yang maha mengetahui segala apa yang terjadi dalam kehidupan hambaNYA. Setiap umatnya seolah sudah dirancang untuk mengalami berbagai moment kehidupan. Tinggal bagaimana kita menyiasati setiap moment kehidupan. Di kala susah, jangan risau, gelisah dan menghujat atas kehendakNYA. Ketika senang, janganlah terlalu bahagia akan rahmatNYA. Yang perlu kita lakukan adalah selalu bersyukur dan bersyukur atas apa yang terjadi saat ini. Karena sesungguhnya itu yang terbaik untuk kita saat itu.
Keep spirit my dear friends….may Allah always blessing you.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar