Mahmudah Cahyawati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Sembunyi Dalam Diam

Hari ini aku mengajak keluarga kecilku berkunjung ke rumah sepupu di Serang, Banten. Cukup jauh memang, jarak tolnya saja hampir 70 km. belum lagi perjalanan setelah keluar dari pintu tol, sekitar 10 km. Tetapi, yang pasti perjalanannya menyenangkan. Karena melewati persawahan dimana masih banyak kambing dan sapi yang dibiarkan bebas berkeliaran. Pemandangan seperti itu, membuat Soulthan betah duduk di dalam mobil sambil berteriak kegirangan.

Hari itu, kami keluarga besar berkumpul di rumah sepupu.tertua. Karena yang datang lumayan banyak, sehingga sebagian besar para bapak memilih duduk di luar, di bawah tenda yang disediakan. Sedangkan kaum ibunya kebanyakan duduk di dalam rumah. Karenanya aku tak merasa kuatir, ketika Soulthan tak tampak di dalam rumah. Pastinya ia bersama ayahnya di luar, pikirku saat itu. Namun sudah setengah jam lebih, wajah imutnya tak juga muncul. Agak kuatir juga hati ini dibuatnya. Segera kuhampiri ayahnya, yang sedang asyik mengobrol. “Ayah, Soulhan kemana?. Dari tadi aku gak lihat”. “Lho bukannya sama kamu. Aku lihat tadi dia ke dalam. Terus enggak keluar lagi,” terang suamiku. Mendengar itu, segera kuselusuri area dalam rumah. Tetapi tak tampakpun wajah si bocil nan mengemaskan itu. Akhirmya kuputuskan untuk mencarinya di sekitar halaman rumah sepupuku. Hampir semua orang yang ada di halaman depan kutanyai, namun tak satupun yang melihatnya..

Pikiranku sudah melayang-layang membayangkan yang tidak-tidak. Apalagi saat itu penculikan sedang marak terjadi. Soulthan yang masih berusia 4 tahun, pastinya masih sangat mudah dipengaruhi dengan sesuatu yang menarik. Karena tak jua ditemukan, kuputuskan untuk berbagi tugas dengan paksu. Aku mencari ke sisi kanan perumahan dan paksu di sisi kiri. Saudara yang lain pun ikut sibuk mencarinya. Namun apa daya, hingga 30 menit berlalu, si bocil belum juga muncul. Jantungku berdetak semakin kencang tak karuan. Apalagi di sini bukan area rumah kami. Sehingga Soulthan pasti kebingungan untuk mencari jalan pulang. Belum kering keringat di keningku, tiba-tiba, “Masya Allah, adek sedang apa di situi!!!”, teriak paksu sambil melihat ke arah bawah mobil yang parkir di tak jauh dari rumah sepupu. Langsung saja kuberlari dan melonggok ke bawah mobil itu. Dan benar, ada Soulthan bersembunyi di situ sambil menahan sesuatu. Wajahnya penuh dengan keringat bercampur debu. Saat paksu mengendongnya, kucium aroma-aroma tak sedap dari celananya. Rupanya ia sakit perut dan ingin BAB tapi tak tahu harus kemana. Karena semua orang tampak sibuk sendiri-sendiri, akhirnya ia lebih memilih bersembunyi di bawah kolong mobil sambil menuntaskan hajatnya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post