Sesosok Putih Di Depan Asrama
Sewaktu ringgal di negara matahari terbit, ketakutanku akan makhluk-makhluk kasat mata, sedikit berkurang. Biasanya, kalau di rumah, paling takut jika melewati tempat-tempat gelap, pemakaman atau pepohonan yang tinggi. Di Tsukuba, kota tempat kutinggal, masih cukup alami dengan banyaknya danau, pepohonan dan tempatnya lumayan sepi. Maklum kota pelajar yang isinya hanya mahasiswa, dosen dan staff universitas saja. Bisa dibayangkan sepinya kotaku itu, jika sudah lebih dari pukul 20.00. Tapi, syukurnya, aku masih berani bersepeda pulang malam seorang diri, sampai pukul 22 setelah perpustakaan tutup. Faktor hilangnya rasa takut, kemungkinan besar karena situasinya tidak semistis di Indonesia. Cerita-cerita tentang keangkeran juga sangat jarang kudengar dari penduduk yang sekitar. Sehingga walaupun lokasi asramaku berada sekitar 1 km dari kampus. Namun kawasan asrama cukup ramai. Karena ada 10 bangunan asrama, yang masing-masing memiliki 4 lantai. Masing-masing lantai berisikan 12 orang. Sehingga di kawasan itu saja, ada sedikitnya 480 orang.
Hingga pada suatu malam di musim panas, saat itu bulan purnama yang sangat indah, sehingga banyak mahasiswa yang beraktivitas di luar kamarnya. Ada yang barbaquean di halaman asrama, ada yang bermain pingpong di pusat olahraga asrama, atau bahkan sekedar makan malam di kedai sekitar asrama. Sama seperti yang lain, aku dan Jun pun, ikut barbaquean di halaman samping asrama, bersama teman Malaysia lainnya. Apalagi masa ujian semester satu baru saja usia, kemeriahan jumat malam itu sangat berbeda dari biasanya. Kebetulan lokasi asramaku tepat di tengah kawasan, sehingga sering dilalui oleh para mahasiswa yang hendak keluar masuk kawasan.
Saat sedang asyik membakar ikan, tiba-tiba dari arah depan asrama, kudengar jeritan yang cukup keras. Rupanya yang mendengar jeritan itu, bukan hanya kami yang berada di samping asrama, tetapi mahasiswa yang berjarak 2 blok pun tampaknya turut mendengar juga. Tanpa komando, sejumlah mahasiwa berlari dan berkumpul di depan asrama untuk mencari tahu sumber jeritan tersebut. Ternyata jeritan ketakutan itu berasal dari seorang mahasiswi yang kebetulan melintas di depan asrama. Saat melintas tanpa disadari ia melihat ke balkon atas asrama dan saat itu muncul sekelebat warna putih, yang katanya terbang dari dalam ke arah luar asrama di lantai paling atas melalui jendela yang kebetulan terbuka. Kami semua bertanya-tanya, seperti apa sekelebatan putih yang ia lihat. Tapi mahasiswi tersebut masih shock sehingga tak mampu berkata-kata lebih jelas lagi. Akhirnya ada mahasiwa yang berinisiatif untuk masuk ke dalam asrama dan memastikannya langsung ke lantai 4. Tak berapa lama, mahasiswa tadi turun kembali dan tidak menemukan hal yang mencurigakan.
Sambil menunggu kepastian tentang kejadian yang sebenarnya, cerita-cerita aneh mulai berkembang di antara kami yang berkumpul. Dari seorang senior yang kebetulan sudah 4 tahun menghuni salah satu asrama di kawasan itu, kudengar memang pernah ada mahasiswi yang tewas di depan asrama itu beberapa tahun yang lalu. Dan menurutnya ada beberapa saksi mata yang pernah diperlihatkan sosoknya. Mendengar itu, rasa takut langsung menyergapku dan bayangan sesosok berbaju putih yang berkibar-kibar dengan rambut panjang dan berdiri di balkon atas asrama langsung menyergap pikiranku….hiiiii.. mengerikan.
Entah sudah berapa lama kami berdiri di depan asrama, saat seorang mahasiswa lain, keluar dengan santainya dari dalam asrama, sambil membawa selembar kain putih, tampaknya seperti sprei, dan menunjukkan kepada kami. Rupanya ia adalah penghuni kamar yang paling ujung di lantai 4. Kebetulan beberapa saat yang lalu, ia membersihkan sprei putihnya dari kotoran. untuk itu ia membuka jendela yang ada di ujung lorong lebar-lebar. Rupanya gerakan mengibaskan sprei, menyebabkan sebagian spreinya terjulur keluar. Bisa jadi, saat itu juga sang mahasiswi tengah melintas dan melihat ke atah atas. sehingga yang tampak dari bawah seperti gerakan sesosok yang melayang. Apalagi area di sisi kanan lantai empat banyak pepohonan dan agak remang-remang karena hanya diterangi sinar bulan saja,
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar