Shalat Ala Koboi
Shalat adalah salah satu ritual yang wajib dilakukan oleh umat muslim untuk berkomunikasi dengan Allah SWT. Ada sabda Nabi Muhammad SAW yang isinya menerangkan bahwa amalan yang pertama kali di hisab pada hari akhir nanti adalah shalatnya. Untuk itu, ada aturan dan ketentuan yang harus dipatuhi ketika seorang muslim akan menjalankan ibadah shalatnya. Namun, aturan-aturan yang ditetapkan bukan untuk menyulitkan kita beribadah. Melainkan agar ibadah shalat dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya.
Karena sifatnya wajib, maka shalat harus dilakukan oleh seluruh umat muslim, terkecuali yang memang diharamkan untuk melakukan shalat. Namun demikian aturan yang ditetapkan cukup fleksibel bagi orang-orang dengan kondisi tertentu, .seperti umat muslim yang sedang sakit atau sedang dalam perjalanan )musafir.
Ketika tinggal di Jepang, awalnya saya cukup kesulitan dalam melakukan ibadah shalat. Terutama ketika berpergian jauh. Saat itu memang belum banyak orang Jepang yang mengenal Islam. Apalagi saat baru tiba di Jepang, terjadi beberapa peristiwa yang secara langsung dan tidak langsung menjelek-jelekan Islam.
Suatu hari, saya bersama 4 orang teman lainnya, pergi ke Tokyo karena suatu keperluan. Kami sengaja pergi pagi-pagi agar sampai di tempat tujuan tidak terlalu siang. Jarak kota kami, Tsukuba, ke kota Tokyo sekitar 100 km, memakan waktu sekitar 1.5 jam. Sesampainya di Tokyo, hari sudah menjelang siang sekitar pukul 10 pagi. Ternyata urusan kami cepat selesai, sekitar pukul 12 siang. Sambil mencari tempat makan yang nyaman sekaligus tempat untuk shalat, kami berkeliling seputar daerah Ueno. Alhamdulillah kami menemukan tempat makan yang cukup unik dan di belakangnya ada tempat yang cukup tersembunyi. Agar tidak terlalu mencolok, kami bergantian mengambil wudhu di toilet. Karena tidak ada pancuran khusus untuk berwudhu, maka kami harus rela mengangkat kaki sampai setinggi wastafel. Saat shalatpun, kami tdak memakai mukena seperti kebanyakan muslimah di Indonesia. Kebetulan memakai baju lengan panjang dan celana panjang. Sehingga hanya perlu memakai sarung tangan, kaos kaki dan kerudung saja. saat pergi ke belakang restaurant,ternyata tempat itu adalah halaman belakang sebuah kuil yang kebetulan sedang tutup. jadilah kami shalat di kelilingi patung-patung budha. In Syaallah, Allah maha mengerti.
Di lain waktu, saat saya pergi ke kota lain, yang jaraknya cukup jauh, dengan terpaksa saya harus shalat di dalam kereta JR line, sejenis dengan KRL. Karena belum shalat dzuhur dan ashar, sementara sebentar lagi waktu magrib menjelang, maka bertayamum menjadi hal pertama yang harus dilakukan. Saat tengah mengelus-ngelus tempat bangku, beberapa penumpang terus memperhatikan setiap gerakan saya tanpa berkedip. Dan agar tidak menyolok, maka saat shalatpun hanya memakai kerudung saja. Alhasil, saya menjadi tontonan penumpang lainnya, karena tempat duduk keretanya menyamping.
Awalnya ada rasa tidak nyaman, melakukan ibadah shalat ala koboi seperti itu. Namun, apa boleh buat, dalam keadaan terpaksa memakai penutup apapun sepanjang masih dalam batasan yang tidak membatalkan, in syaallah shalat kita di terima. Tetapi hikmahnya, saya akhirnya memutuskan memakai hijab. Salah satu alasannya, agar mudah melakukan shalat dimanapun.
Saat mendapat kesempatan pergi ke Turkey dan Mekkah, ternyata, saat shalat, para muslimah di negara-negara tersebut, tidak memakai pakaian khusus (mukena), seperti halnya di Indonesia. Sebagian besar, hanya mengenakan kaos kaki untuk penutup kakinya sementara bagian atasnya sudah tertutupi dengan hijab mereka. Dan memang itu jauh lebih praktis, apalagi jika berpergian jauh dan harus melakukan shalat di atas kendaraan.
Kebiasaan tidak menggunakan mukena itu, terus berlanjut hingga sekarang. Terutama saat berpergian. Selain karena malas membawa tas juga lebih praktis karena sudah memakai hijab dan kaos kaki. Efeknya, ada saja orang-orang yang nyintir melihatku shalat dengan celana panjang,baju panjang , kaos kaki plus hijab. Shalat ala koboy ya, katanya. Ehmmmmm.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar