Mahmudah Cahyawati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Tak Punya Bakat ???

Pernah saat di SMA kelas 1 dahulu, guru bahasa, baik English dan Indonesia, bilang, jika saya tidak ada bakat belajar bahasa. Lantaran nilai saya untuk kedua mata pelajaran tersebut, mendekati batas limit bawah. Entah mengapa, semakin saya belajar, semakin sulit mendapat nilai yang diharapkan. Bahkan selama dua semester berturut-turut ada kembang merah bersemi di raport.

Tapi itu dulu, Nyatanya saya bisa belajar hingga menulis skripsi bukan dalam bahasa ibu, melainkan dalam bahasa yang baru saya pelajari setelah Lulus SMA. Selain itu, saat duduk di bangku kuliah tahun pertama, selain mata kuliah bahasa English, bahasa Jepang,sebagai mata kuliah wajib, saya pun harus mengambil bahasa Jerman sebagai mata kuliah bahasa pilihan, walaupun saya bukan anak bahasa. Kebetulan dosen bahasa Jerman adalah native speaker, sehingga jika berjumpa dengannya saya selalu berbahasa Jerman. Otomatis selama tahun pertama kuliah, Alhamdulillah saya berbicara dalam 4 bahasa, Indonesia, saat bertemu dengan teman Indonesia, bahasa English, saat bertemu sesama foreign student, bahasa Jepang, saat bermain dengan teman Jepang dan bahasa Jerman, jika bertemu dengan dosen cantik asal Jerman. So, apa iya, saya masih dilabeli sebagai orang yang tidak punya bakat bahasa?

Sampai sekarang saya, masih sering takjub dengan pencapaian diri sendiri. Kok bisa ya, saya menulis skripsi dalam bahasa Jepang?. Kok bisa ya, presentasi dalam bahasa asing?. Beragam pertanyaan ada di benak ini. Dari hasil perenungan, terlepas dari memang takdir sang kuasa, ternyata otak manusia, diciptakan Tuhan sedemikian rupa, sehingga apabila otak ini terus dilatih dan mencapai batas limitnya, in syaallah yang tadinya tak terpikirkan, pada akhirnya bisa dilaksanakan.

Ini bukan masalah pintar atau tidak. Melainkan adanya dorongan dari dalam orang yang bersangkutan untuk bisa mengapai keinginannya.

“Dimana ada kemauan di situ ada jalan” , “Tidak ada yang tidak bisa dilakukan”. Dua kalimat itu menjadi penyemangat diri, dikala jiwa melemah. Jadi, jika ada orang lain yang mengatakan kita tidak berbakat, jangan kecil hati. Bisa jadi orang tersebut, tidak tahu apa arti dari kata bakat. So, keep your spirit on top.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post