Terjebak Oli
Perusahaanku adalah perusahaan multinasional yang menerapkan nilai-nilai budaya Jepang, yang sangat mengutamakan kejujuran, kedisiplinan dan kebersamaan. Namun, yang namanya manusia ada saja akalnya, untuk mengelabui peraturan yang ada. Contoh peraturan yang suoer ketat adalah tidak mentolerir keterlambatan. Sehingga terlambat masuk kerja selama 1 menit saja, bisa mengurangi besarnya bonus tahunan. Walaupun bagi karyawannya terasa menyulitkan, apalagi perusahaan terletak di kawasan industri yang selalu macet pada jam masuk kerja. Namun, kami menyadari bahwa kedisiplinan adalah kunci bagi perusahaan untuk menjalankan bisnisnya.
Selain kedisplinan, perusahaan Jepang juga sangat mengagungkan kejujuran. Sepintar apapun jika tidak jujur, maka siap-siap untuk diberhentikan tanpa ampun. Seperti yang terjadi pada kasus yang melanda dept produksi. Beberapa minggu terakhir, dept produksi mendapat laporan, bahwa scrap (sampah) dari bahan baku contact jumlahnya tidak sesuai dengan manifest yang di data. Sebagai staff HRD (Human resource Dept) saya agak bingung juga, kenapa scrap yang di curi?. Padahal di banding scrap contact, masih ada beberapa bahan lain yang nilai jualnya cukup tinggi. Ternyata scrap contact yang di curi mempunyai kandungan emas yang cukup mengiurkan. Selain itu, bahan contactnya juga mengandung alumunium dengan kualitas terbaik. Sehingga pastinya banyak perusahaan recycle yang mencari bahan scrap seperti itu. Biasanya scrap yang dimaksud di kirim ke perusahaan di Singapura untuk di olah kembali.
Rupanya pencurian scrap contact semakin hari semakin gencar. Awalnya jumlah yang hilang hanya satu atau dua box saja. Namun lama kelamaan jumlah scrap yang hilang hingga mencapai puluhan box. Dari CCVT yang dipasang, tak banyak informasi yang di dapat. Karena ternyata area peletakan scrap agak gelap, sehingga tak jelas terlihat. Akhirnya atas izin pimpinan dept produksi, area peletakan scrap di pindah ke sebuah kamar khusus. Awalnya perpindahan area penyimpanan memberikan hasil yang cukup baik, karena pencurian tidak lagi terjadi. Namun setelah satu bulan, pencurian kecil kembali terjadi. Kami tidak bisa menuduh sembarangan, karena memang area penyimpanan tidak diketahui banyak orang. Dan juga belum ada bukti kuat yang mengarah pada seseorang. Walaupun beberapa sangkaan telah kami kantongi. Akhirnya bersama beberapa staff dept produksi yang dapat dipercaya, kami membuat skenario penangkapan. Seminggu setelah pencurian terakhir, akhirnya kami berhasil menangkap si pencuri, yang tak lain adalah supervisor dept produksi sendiri. Rupanya untuk mengelabui petugas, sang supervisor, secara diam-diam, saat shift tiga sedang bekerja, sekitar pukul 3 pagi, keluar melalui pintu tengah pabrik. Karena merupakan karyawan lama, sehingga pihak sekuriti tidak menaruh curga sama sekali, saat yang bersangkutan membawa tas ranselnya ke mobilnya. Akhirnya, pada pencurian yang terakhir, sang supervisor tidak bisa mengelak karena ternyata di dalam box scrap selain diisi dengan scrap contact pada bagian atasnya, box tersebut juga di isi dengan kaleng oli yang sudah terbuka. Sehingga saat box scrap dimasukkan ke dalam tas, tanpa ia sadari, oli di dalam box tumpah dan menetes sehingga menimbulkan jejak di lantai. Dan tentu saja mengotori celana dan sepatu sang supervisor karena ia mengantungkan tas ranselnya di bahu kanannya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar