Underwearmu Berkibar di Mataku
Alhamdulillah, akhirnya setelah 5 tahun bekerja, aku berhasil pindah ke rumah baru. Tak besar memang, tapi cukup manis meski minimalis. sebuah rumah lantai dua bercat abu-abu dengan sedikit warna merah di beberapa titik. Walau tanahnya tak terlalu luas, tapi untungnya ada taman kecil yang masih bisa ditanami di depan rumah.
Rumahku sebenarnya berada di dalam area townhouse kecil. Namun sayangnya townhousenya belum berkembang. Pemiliknya kehabisan dana sehingga baru 1 rumah yang bisa di bangun, ya rumahku itu. Sehingga tanah lapang di depan dan samping rumahku masih cukup luas untuk berbagai aktivitas warga. Beberapa tetangga di depan townhouse, kadang meminta izin untuk menumpang parkir di depan rumahku.
Karena tak kunjung terjual, pak RT yang tinggal persis di depan pintu masuk townhouse, membeli tanah sekitar 100 m2 untuk tempat parkir mobil katanya. Kebetulan letak tanah itu terletak di depan rumahku, walaupun diselingi jalan masuk komplek. Hingga suatu hari, karena sering becek saat hari hujan, akhirnya pak RT memutuskan untuk membangun garasi sederhana di atas tanahnya. Dan sejak itu pula, keindahan taman di depan rumahku turun drastis. Pasalnya, setiap harinya, adik ipar pak RT, yang tinggal di samping rumah pak RT, menjemur pakaian di garasi milik kakaknya itu. Sehingga setiap hari, mau tak mau, kibaran handuk, kain, celana, kaos dan pakaian dalam keluarga mereka berkibar-kibar di mataku.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar