M
Aku tak menyangka jenazah yang terbujur didepanku itu adalah jenazah ibunda. Aku tak menyangka jenazah yang berselimut kain panjang didepanku itu adalah Jenazah Minda, ibundaku yang sangat kusayang.
Berkali-kali aku raih surah Yasin kepunyaan alm. Papa yang telah meninggalkan kami semua 15 tahun yang lalu. Setiap kali aku memulai membacanya, tenggorokanku seolah tersumbat. Suaraku tertahan tak bisa keluar.
Dan setiap kali aku mulai membaca surah Yasin yang ada Foto Papaku disampulnya, air mataku sudah jatuh berderaian.
Mengapa ya Allah! Kuatkan diriku ya Rabby, Tolong beri aku kekuatan buat menamatkan bacaan Yassin ku buat Ibunda yang terbujur kaku dihadapanku ini.
Aku mohon ya Rabb, beri aku hati yang sabar menghadapi musibah ini ya Rabbana. Beri aku keikhlasan dalam menerima musibah ini ya Mujji BasyaIlin.
Kubaca dengan sir bacaan Yassinnya. Walau berurai air mata, namun kali ini aku mampu menuntaskan bacaan Yasinku buat Ibunda. Berkali-kali aku mengirimkan bacaan Yasin malam itu buat Ibunda.
Perlahan hatiku mulai menerima, Bahwa ini kehendak Yang Maha Kuasa.
Malam itu, satu-satu pelayat sudah meninggalkan kami yang masih berselimut duka.
Selendang putih yang menutupi wajah ibunda kami buka.
Kami tatap wajah Ibunda sedalam-dalamnya. Besok ibunda sudah tertidur dirumah abadinya. Dan besok hingga seterusnya aku tak kan ada lagi bisa menatap wajah ibunda yang penuh tawa dan canda. Besok dan seterusnya aku takkan bisa lagi membelai wajah ibundaku yang penuh keteduhan disana. Besok dan seterusnya aku tak kan bisa lagi membimbing tangan lembut ibundaku kemana pun kami pergi. Besok dan seterusnya aku tak akan pernah lagi memandikan raga ibundaku dikamar mandinya dengan penuh gelak tawa tatkala aku memuji keelokan tubuhnya walau sudah menua.
"Litak Lip"
"Bilo Pulang Lip"
"Apo samba Lip"
"Apo rancak kito makan Lip"
"Lagi Ngapain Lip"
"Jalan Kemana hari libur ni Lip"
Duh ! pertanyaan-pertanyaan itu tak akan pernah lagi aku dengar dari mu Ibundaku.
Allah lebih sayang, kepadamu Ibundaku. Karena engkau dipanggilnya sedang kami sayang-sayangnya dengan dirimu. Allah memanggilmu disaat kami tidak engkau bebankan dengan kondisi sakitmu. Kita masih bisa bersuara, kita masih bisa nyanyi bersama, dan kita juga masih bisa bersenda gurau juga, dan bahkan kita masih bisa beranjang sana kedaerah yang indah tempat yang ibunda suka.
Aku kuat menerima musibah ini, karena Ibunda dipanggilnya dalam kondisi bahagia-bahagianya bersama anak-anak tercinta. Allah memanggil Ibunda disaat Semua anak-anak mencintai dan menyayangi ibunda. Ibunda sudah puas diatas dunia. Kemana saja negeri Minda sudah jalani, termasuk ke Tanah Suci. Apa yang diinginkan semua sudah terpenuhi. Walaupun itu tidak berlebihan, namun bagi Ibunda itu sudah senang sekali.
Sekarang tiba waktunya Ibunda istirahat dari semua urusan dunia yang semakin hari, semakin menyilaukan mata dan menambah dosa apabila kita tidak pandai menaklukkannya.
Satu-satu kami bergantian mencium ibunda dan berdoa untuknya yang dipimpin oleh pak Haji.
Giliran Uni Kidi yang mencium Ibunda, kami semua menangis mendengar ratapan Uni Kidi yang sudah berbilang tahun menjaga dan merawat ibunda, walau Uni Kidi sendiri kesehatannya taklah sebaik ibunda. Karena kedua matanya boleh dikatakan tak berfungsi sempurna.
Tiba giliran aku mencium ibunda walau sudah kondisi jenazah, aku hapus air mata yang terus membasahi pipiku ini, takut nanti jatuh ke Pipi Ibunda yang memberatkan nantinya. Aku kirimkan doa dan aku ciumi sepuasnya karena, esok aku tak akan bisa lagi mendekap Minda.
Aku sadari, Mencium dan menyayangi ibunda disaat matinya tentu tak berarti lagi, Maka aku bersyukur sekali, dapat menyayangi dan mencium ibunda berkali-kali disaat kami bersama-sama menjalani hari-hari.
Allahummaghfir lahum, warhamhum, wa 'afihim, wa'fu 'anhum. Allahumma anzilir rahmata, wal maghfirata, was syafa'ata 'ala ahlil quburi min ahli la ilaha illallahu Muhammadun rasulullah
Amin
Pekanbaru
09052022
7 Syawal 1443 H
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar