MENJEMPUT KENANGAN BERSAMA IBUNDA (tamat)
TAGUR HARI KE 141/365 HARI
Kamis, 08 Juli 2021
Jemaah Sholat Subuh Mesjid Al-Ikhlas sudah datang melayat Jenazah Ibunda. Rasanya sangat berat hatiku menulis Ibunda dengan sebutan Jenazah. Aku masih ingin menyebut Ibunda dengan Minda saja. Minda panggilan sayangku buat Ibunda. Hanya aku satu-satunya anak Minda yang memanggil Ibunda dengan sebutan MINDA.
Lafaz Doa dari Imam Mesjid Al-Ikhlas menggema dalam hening nya waktu Subuh didesa Koto Sarilamak kediaman rumah Ibundaku.
Sesegukan serta helaan nafas panjang terdengar jelas dari anak-anak Ibunda yang masih berselimut duka dan air mata.
Sesuai rencana Ibunda akan diselenggarakan pada jam 09.00 Pagi ini. Adikku yang di Jakarta tidak bisa datang menghadiri pemakamam ibunda. Adik bungsuku anak kesayangan ibunda jantung hati Minda yang merantau di Jakarta. Walau jauh di Jakarta namun kehadiran dia dihati ibunda senantiasa selalu ada.
Kenapa tidak ! karena setiap hari dia selalu menelpon ibunda, bersenda gurau menanyakan kondisi ibunda dan, bercerita tentang segala sesuatunya. Kadang Ibunda sampai bosan dan enggan mengangkat telepon anak bungsunya itu bila mood Ibunda sedang tak punya. Namun si bungsu tak tinggal diam, menghubungi telpon yang lain memastikan kalau Minda baik-baik saja.
Begitu intens nya komunikasi mereka berdua. Bahkan rutin diawal bulan, bak seorang PNS Rekening ibunda sudah terisi oleh anak bungsunya itu.
Namun siapa menyangka diakhir hidup ibunda dia tidak sempat datang sebagai pertemuan terakhirnya.
Sedih hatiku mengingat semua ini, tapi semua kami serahkan pada YMK, ikhlas dan Ridho barangkali itu yang harus ditanamkan didalam lubuk hati yang paling dalam. Insya Allah ibunda akan tenang.
Banyak kawan-kawan SMA dan SMP ku yang berdatangan menghibur diriku yang sedang berduka waktu itu. Karena berita kemalangan ini sangat cepat tersebarkan.
Aku mandikan ibunda untuk yang terakhir kalinya hari ini bersama-sama kakak-kakak perempuan ku. Aku tak menyangka kemaren pagi disaat aku hendak berangkat ke Bukittinggi, aku mandikan ibunda sambil duduk diwastafel WC dengan masih bercanda ria. Ternyata itulah terakhir kali aku memandikan Ibunda dalam kondisi masih sehatnya.
Namun pagi ini Ibunda kami mandikan dalam kondisi tidur telentang tak bernyawa. Air mataku tak bisa aku tahan, jatuh disela air mandi ibunda yang disalurkan pada selang. Bersihnya tubuh Ibundaku karena setiap hari masih aku mandikan. Wangi Shampo rambut Ibundaku masih terciumkan.
Terakhir ibunda kami Wudhukkan agar dalam kondisi suci menghadap Tuhan.
Air mataku tiada tertahankan disaat raga ibunda ku sudah terbungkus kain kafan. Belum genap 40 hari aku menyaksikan anak Kakanda Pokiah Berry dikafankan disini dirumah Minda ini. Sedih k
menyayat hati, anak muda yang baik hati dan berprestasi serta kehadirannya selalu membahagiakan hati. Dipanggil Illahi dalam usia 28 tahun.
Siapa mengira, anak muda baru 28 tahun usianya, Cucu kesayangan Minda dan Cucu yang sangat sayang dan perhatian dengan neneknya, pergi menghadap Illahi. Belum kering air mata ini, apalagi Minda sang Nenek yang selalu menangisi kepergian cucunya itu hari kehari.
Itu pulalah makanya aku sering-sering datang mengunjungi Kakanda Pokiah dan sang nenek yang masih belum stabil jiwanya semenjak kehilangan anak dan Cucunya. Itualah pula pak Haji dan kami semua sengaja mengajak Pokiah dan Nenek jalan-jalan berkeliling Kota bersama-sama kami semua adik kakak tidak lain untuk.menghibur hati mereka yang nelangsa. Tapi hal itu tidak membuat Tuhan lupa. Apabila waktunya tiba maka bergeraklah Malaikat Jibril mencabut Nyawa Manusia yang ditujunya. Sungguh itu rahasia Illahi yang tak akan bisa kita ketahui. Sedih, menangis disaat musibah itu menimpa kita itu manusiawi sekali.
Semoga musibah ini bisa menjadi Iktibar dan Muhasabah diri.
Kata-kata pelepasan dari kakanda Datuak dan Pak Haji disaat kerenda ibunda diberangkatkan kemesjid hendak di Sholatkan, membuat hati kami tergetar. Betapa kami tiada menyangka hari ini ibunda ada didalam kerenda.
Langkah kaki bergerak cepat mengiringi kerenda yang dibopong anak, cucu dan sahabatku bergantian. Betapa hati ini luluh melihat ibunda dibopong bersama-sama oleh orang yang menyayanginya.
Ada rasa bangga dan Bahagia, Banyak kawan-kawan SMA ku ikut Sholatkan ibunda dan mengantarkan hingga ke pusara. Bahkan diantara mereka ada yang membisikkan ketelingaku, Lafaz doa agar ibunda lancar menjawab pertanyaan malaikat nantinya. Itulah gunanya kawan dan sahabat dapat menghibur kita disaat sedih duka dan nestapa. Jarak yang jauh dari Padang, Bukittinggi dan kota lainnya,datang menyelenggarakan mayat ibundaku.
Sampai ibundaku siap dikebumikan, kawan dan Sahabat masih setia mendampingi diriku dan memberi pencerahan kepadaku.
Disaat semua pelayat telah pulang, kami kakak adik masih dipusara ibunda mengirimkan doa dan bersama.
Akhirnya ....
Mindaku !
Setiap kali aku jatuh dalam sebuah masalah, dengan setia Minda memberi nasihat.
Hanya Minda yang tidak pernah meninggalkan aku dalam keterpurukan. MInda selalu bersedia beri dukungan untukku.
Beruntungnya aku memiliki seorang Minda yang menjadi penguat bagi anaknya.
Kini Minda telah pergi, meninggalkan rasa rindu yang tidak bisa tertahan.
Sampai kapan pun, MInda selalu ada di dalam hatiku ... ðŸ˜
(Tamat)
Pekanbaru
10052022
8 Syawal 1443 H
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Sehat2 slalu... ulasan yg keren
Makasih pak Sis
Insya Allah Minda Husnul khatimah. Mendapatkan tempat terbaik disisi Allah SWT. Semoga sehat selalu Bunda.