"Ma,kami belum makan dari pagi,mau masak nasi beras tidak ada di kotak beras"

Pulang dari sekolah hari sudah sore,tiba di depan pintu di hadang oleh si bungsu,Mama,dari pagi belum makan, katanya.Beras tidak ada dalam kotak untuk di masak.

Astaghfirullah,maafkan mama,mama lupa tadi mengatakan bahwa beras ada dalam kotak yang satu lagi.

Istilah beras jimpitan atau beras sauk mungkin asing bagi anak sekarang,ini sudah diajarkan dan dibiasakan oleh orang tua - tua dahulu,yang mana setiap akan memasak nasi diambil segengam lalu dipisahkan atau disediakan kotaknya.

Ada hikmah dan filosofinya bagi orang tua - tua dahulu yang mungkin bisa kita petik hikmahnya,diantaranya :

Yang pertama ,disaat beras habis,belum sempat belanja atau padi yang dijemur belum kerin untuk digiling beras tersebut bisa digunakan.

Yang kedua, bisa digunakan untuk pergi baralek / takziah mungkin disaat kita akan pergi beras sedang tidak ada.

Yang ketiga,mungkin ada perkumpulan arisan ibu - ibu yang mengumpulkan beras jimpitan sekali seminggu,kemudian diuangkan atau bisa juga dibelikan barang pecah belah keperluan rumah tangga.

Filosofi beras sauk mungkin sudah tidak dipakai lagi saat sekarang,tapi sangat bermanfaat sekali...