Oleh: Maisaroh, S.Pd

***

Hari ini jam mengajarku cukup padat. Dari mulai jam pertama dimulai hingga jam terakhir aku full day di kelas. Aku hanya punya waktu rehat sejenak saat istirahat KBM saja. Bisa dibayangkan betapa lelahnya. Cukup menguras tenaga, fikiran dan tentunya aku harus mempersiapkan pita suaraku dengan ekstra agar kegiatan belajar mengajarku dapat berjalan dengan lancar. Karena jadwal mengajarku yang padat itu, saat istirahat KBM aku tidak sempat naik ke ruanganku. Karena ruanganku posisinya ada di atas dan agak jauh dari ruang kelas tempatku mengajar. Aku justru mampir ke ruang guru untuk sekedar duduk sejenak,  menikmati segelas air mineral sambil bersenda gurau bersama rekan mengajar. 

Bel tanda masukpun berbunyi, aku harus segera masuk ruang kelas untuk menunaikan tugasku. Membersamai anak-anak yang dititipkan kedua orang tuanya untuk kami bimbing dalam indahnya pembelajaran tatap muka di kelas. Dikala aku mengajar aku terbiasa menyimpan handphoneku dalam tas yang kutinggalkan di bawah meja kerja ruanganku. Tentu saja aku tak akan tahu jika ada panggilan telpon atau pesan masuk di handphoneku itu.

Begitu sesampainya di rumah, suamiku bertanya mengapa saat ia menelponku aku mengangkatnya tapi tak bicara sepatah kata apapun padanya. Sontak aku mengelak "Demi Allah mas...aku tak mengangkat telpon darimu, lihat saja handphoneku. Tidaka ada bukti panggilan darimu hari ini". Jawabku membantah pernyataannya yang seolah aku membiarkan hanphoneku terangkat tanpa jawaban dariku. Ia pun membela diri sambil menunjukkan bukti panggilannya ke nomor handphoneku dan disitu tertera bahwa panggilan handphonenya di nomorku terangkat beberapa menit. Kok bisa begitu ya, aku agak heran. Mengapa itu bisa terjadi, padahal aku tidak mengangkatnya lalu siapa yang mengangkat handphoneku?.

***

Taman Krakatau, 19 Juni 2021