Maizendra, M. Pd

Saya merupakan perantau di kota Padang yang berasal dari Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Kecamatan Batang. Salah satu tujuan ingin merantau adalah agar bisa me...

Selengkapnya
Navigasi Web
Penanaman Karakter Peserta Didik Melalui Ekstrakurikuler Keagamaan
Karakter akan membuat anak menjadi pribadi yang diterima dimanapun berada

Penanaman Karakter Peserta Didik Melalui Ekstrakurikuler Keagamaan

Peserta didik merupakan anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran, bimbingan, pada jenjang pendidikan baik pendidikan formal maupun nonformal sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional. Proses pembelajaran, pembinaan, bimbingan yang mereka lalui dalam tahap pendidikan baik tingkatan SD/MI,SMP/MTsN, SMA,SMK/MAN meski harus mengarah kepada program sekolah, Visi dan Misi yang telah disepakati. Akan tetapi didalam perihal tersebut yang kita harapkan pada peserta didik adalah adanya suatu perubahan individu kearah yang lebih baik dari sebelumnya, bukan angka (Nilai) yang menjadi tolok ukur keberhasilan siswa. Sebagaimana tertuang dalam Tujuan Pendidikan Nasional menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu insan yang beriman serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berbudi pekerti luhur, mempunyai pengetahuan serta keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yg mantap serta berakhlak mulia.

Jika kita lihat keadaan saat ini, Krisis dalam dunia pendidikan saat ini bukanlah krisis kurangnya orang-orang cerdas. Namun kurangnya Tata krama, Sopan Santun, Raso Malu, Raso Jo Pareso yang dimiliki oleh peserta didik baik terhadap sesama temannya, guru dan orang tuannya. Seperti beraninya peserta didik melakukan pembulian terhadap gurunya, terhadap temannya, memberikan nama yang tidak baik, bertanya kepada yang lebih tua tidak sopan , makan dan minum sambil berjalan, berkata kasar diantara sesama teman, duduk tidak sopan, masuk ruangan tidak mengucap salam, baik dirumah maupun disekolahnya, bahkan tidak mendengarkan nasehat yang disampaikan oleh guru dan orang tuanya. Itu semua terjadi karena belum maksimalnya penanaman karakter pada peserta didik.

Maka siapakah yang salah jika nilai-nilai karakter tidak mereka implementasikan dalam kehidupan mereka? Tentu persoalan tersebut tidak hanya menyalahkan sepihak saja, namun perlu adanya ketauladanan dari seseorang pendidik didalam mendidik peserta didiknya. Sebagaimana pepatah Minang mengatakan Guru kencing berdiri peserta didik kencing berlari. Maka dari itu perlu adanya percontohan yang baik dari seorang pendidik dan melakukan suatu teguran langsung, jika terdapat perbuatan peserta didik tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku didaerah dan dilingkungan sekolah. Kemudian membuat komitmen antara pihak sekolah dengan orang tua dan pihak sekolah dengan masyarakat.

Di lembaga Instansi pendidikan sekolah dasar sampai sekolah menengah atas diberikan kebebasan membuat suatu program, yang program tersebut menjadi suatu andalan sekolah, diantaranya program Ekstrakurikuler yang bertujuan untuk menambah wawasan peserta didik. Sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan, kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu jalur pembinaan kesiswaan. Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti dan dilaksanakan oleh siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah, bertujuan agar siswa dapat memperkaya dan memperluas diri.

Jenis ekstrakurikuler yang diikuti oleh peserta didik ada dua. Ekstrakurikuler wajib, merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali bagi peserta didik dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Ekstrakurikuler pilihan, merupakan program pilihan ekstrakurikuler yang dapat diikuti oleh peserta didik sesuai dengan minat bakat dan minatnya masing-masing.

Pada ekstrakurikuler wajib, disinilah kesempatan pendidik memberikan penanaman nilai-nilai karakter yang bernuansa agama dan akhlak dengan memberikan materi yang signifikan dan tepat guna serta dapat memberikan contohan langsung dihadapan peserta didik secara bersama dilapangan dan didampingi oleh seluruh pendidik yang ada disekolah, seperti "sumbang dua baleh. Materi tersebut membahas tentang suatu aturan yang boleh dan yang tidak dibolehkan dalam Adat Minang. Seperti halnya membahas cara duduk, bajalan, tagak, mancaliak, batamu, makan dan minum, berpakaian, karajo, manjawek kato, bergaul (bagau) dan bertingkah laku (kurena).

Dengan begitu, kegiatan ekstrakurikuler keagamaan ini merupakan suatu kegiatan yang dapat memberikan tambahan wawasan, kemampuan, kemandirian, kecakapan, peserta didik untuk berkarakter mulia dan dapat selalu tertanam didalam tingkah laku kesehari-harianya. Sehingga berdampak baik bagi lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat dimana peserta didik tinggal. Namun tidak hanya peserta didik, semua unsur yang ada dilingkungan sekolah tersebut setidaknya mendapatkan ilmu, atau mengulang-ulangi yang telah dipelajari untuk diamalkannya kembali.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post