Malik Ridwan

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
MGMP SEJARAH SMA KABUPATEN BIREUEN KESITUS RADIO RIMBA RAYA
Malik Ridwan SPd

MGMP SEJARAH SMA KABUPATEN BIREUEN KESITUS RADIO RIMBA RAYA

 Sejumlah guru² sejarah yang tergabung dalam MGMP Kabupaten Bireuen melakukan kajian pada situs sejarah Radio rimba raya  kabupaten  bener meriah Aceh yang merupakan perwujudan sebutan sebagai daerah modal bagi indonesia, ini termasuk peran Radio Rimba Raya berjasa sangat besar dalam menyebarkan berita tentang kemerdekaan RI. Sejak Agresi Belanda Kedua, 19 Desember 1948, peranan radio sebagai penyampai berita di tanah air sudah dilakukan oleh Radio Rimba Raya yang beroperasi di tengah hutan raya Gayo.

"Radio Rimba Raya milik TNI Divisi X pimpinan Panglima Kolonel Hoessein Joesoef satu satunya pemancar radio di Aceh di masa agresi pertama dan kedua Belanda tahun 1947-1948. Pesawat radio rimba Raya ini merupakan buatan Amerika yang dibeli TNI Divisi X Komandemen Sumatera Langkat dan Tanah karo dari Singapura tahun 1947,"pada awalnya, selain mengudara untuk kepentingan umum, para awak radio ini juga melakukan monitor, mengirim berbagai pengumuman dan instruksi penting bagi kegiatan angkatan bersenjata. Siaran Radio Rimba Raya di tengah hutan belantara Aceh Tengah itu, menampilkan lima bahasa, yakni bahasa Inggris, Belanda, China, Urdu dan Arab. "

Pada Agresi Militer Belanda Kedua, seluruh pemancar milik RRI yang ada di sejumlah daerah hancur dibombardir oleh Belanda. Tentunya hal tersebut membuat komunikasi antar wilayah di Indonesia maupun antarnegara terputus. Kondisi tersebut tentunya dimanfaatkan oleh Belanda menggunakan pemancar radio berdaya 350 KW yang mereka miliki untuk menyebarkan ke seluruh dunia bahwa Indonesia sudah berhasil mereka taklukan," lanjutnya.menambahkan bahwa Radio Rimba Raya yang pemancarnya ada di Bener Meriah, Aceh dengan siaran shortwave atau gelombang pendeknya tak berhenti menyuarakan bahwa Indonesia masih ada ketika Agresi Militer Belanda II.   "Siaran Radio Rimba Raya disiarkan ke seluruh dunia pada 23 Agustus hingga 2 November 1949. Siaran RRR inilah yang menjadi dasar digelarnya pertemuan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda yang akhirnya menyatakan bahwa Indonesia sepenuhnya berdaulat,"meurut informasi  menyebutkan Radio Rimba Raya merupakan penyelamat bagi Indonesia karena berhasil membantah pernyataan bahwa Indonesia menyerah kepada Belanda yang dilontarkan oleh Radio Hilversum Belanda."Radio Rimba Raya merupakan cikal bakal Stasiun Siaran Luar Negeri (SSLN) RRI/Voice of Indonesia (VOI). Baik Radio Rimba Raya maupun VOI mengudara dengan semangat yang sama, yakni menyuarakan eksistensi Indonesia ke seluruh dunia atau berperan sebagai agen diplomasi publik,"

Sumber: https://nu.or.id/daerah/peran-besar-radio-rimba-raya-aceh-dalam-kemerdekaan-  Malik Ridwan SPd ___

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post