PULOT IJO KULINER BIREUEN PERPADUAN ALAM YANG ASRI DAN MENGGUGAH SELERA
TERBENTANG dari Samalanga sampai Gandapura, Kabupaten Bireuen menyimpan sejuta potensi wisata. Salah satu potensi tersebut yaitu kuliner. Kabupaten yang dikenal sebagai "segitiga emas" ini ternyata memiliki banyak sekali kuliner khas yang tersebar di hampir semua kecamatannya.
Sate matang misalnya, kuliner yang memiliki keunikan tersendiri ini berasal dari Matanggelumpang dua, Kecamatan Peusangan. Perpaduan daging sapi atau kambing yang telah dibakar diatas tungku arang berpadu dengan kuah soto dan sambal kacang menghasilkan rasa yang akan menggoyang lidah bagi setiap orang yang mencobanya. Tidak heran, sate Matang kini menjadi primadona kuliner di Aceh yang bahkan sudah bisa ditemukan diluar provinsi ini.
Dimulai dari Tanah Samalanga yang terkenal dengan wisata alam Batee Iliek, tidak lengkap rasanya jika belum mencoba rujak Batee Iliek yang menggugah selera. Kecamatan di ujung barat Kabupaten Bireuen ini juga memiliki kuliner khas lainnya yaitu Kanji Rumbi Samalanga yang dapat ditemui di kala bulan ramadhan tiba.
Beralih ke Kecamatan Simpang Mamplam, disini dapat ditemukan pulot ijo dengan perpaduan warna hijau alami dan aroma yang harum dikarenakan dibuat dengan menggunakan daun pandan. Pulot ijo ini dapat dengan mudah ditemui di sekitar Cot Batee Geulungku.
Selanjutnya Kota Juang dan sekitarnya yang memiliki kuliner nagasari dengan warna hijau alami daun pandan. Selain nagasari yang bisa dijadikan buah tangan, Kota Juang juga menawarkan keripik aneka rasa dari yang manis hingga pedas.
Makan siang atau malam di Bireuen akan lebih nikmat kalau ditemani oleh Bu Sie Itek Bireuen yang bisa membuat ketagihan. Tidak lengkap juga rasanya kalau ke Kota Juang jika tidak menikmati mie pangsit Bireuen dan mie limpak. Kedua kuliner yang diperkenalkan oleh etnis Tionghoa di Bireuen ini disesuaikan dengan selera lidah lokal sehingga memberikan keunikan tersendiri.
Di Kecamatan Kuala terdapat kue bingkang yang nikmat. Sedikit berbeda dengan Adee di Meureudu, bingkang kuala rasanya lebih lembut dan sangat cocok bagi penikmat kuliner yang menyukai kue dengan tekstur lembut seperti bingkang kuala.
Selanjutnya di Kecamatan Peusangan dapat ditemui sate Matang yang sudah terkenal. Selain itu, Peusangan juga menawarkan Bada on Mancang. Pisang goreng yang memiliki bentuk tipis ini memiliki aroma dan rasa yang berbeda dengan pisang goreng lainnya karena telah ditambahkan daun bacang dalam adonan tepungnya.
Mampir di Peusangan juga tidak salahnya untuk mencoba rujak Cot Buket. Dengan pilihan tekstur lembut atau kasar, pilihan tersebut dapat disesuaikan dengan selera penikmat rujak.
Dari pesisir Jangka yang memiliki pantai yang indah, kawasan ini dikenal sebagai salah satu penghasil Pliek U (patarana) terbaik di Aceh. Pliek U Jangka juga digunakan sebagai salah satu bahan dalam pembuatan kukiner khas Aceh yaitu Gulee Pliek. Selain itu, Pliek ini juga kini telah banyak dijual untuk dibuat salak pliek.
Beralih ke Kecamatan Kutablang, pemburu kuliner harus mencoba bakso gatok yang dijual dengan harga yang murah namun tetap dengan kualitas rasa yang nikmat. Bila haus, Kutablang juga menawarkan rujak manisnya yang manis tanpa pemanis buatan dan telah ada sejak tahun 1970-an.
Yang terakhir di ujung timur Kabupaten Bireuen yaitu Kecamatan Gandapura. Di kecamatan yang berpusat di Geurugok ini selalu ramai oleh penikmat kuliner sate Matang yang lebih dikenal dengan nama tempatnya yaitu Sate Apaleh. Namun Gandapura juga menawarkan kuliner tersendiri yaitu mie kocok Geurugok. Mie kocok boleh ada dimana saja, tapi mie kocok Geurugok tetap yang memiliki keistimewaannya tersendiri.
Sebagai kabupaten yang memiliki banyak potensi kuliner, tidak ada salahnya jika Bireuen layak disebut sebagai "Surga Kuliner'. Apalagi selama ini kuliner merupakan potensi utama wisata di Kabupaten ini. Setiap pengendara yang melewati Jalan Banda Aceh-Medan bisa mampir di Bireuen untuk mencoba kulinernya atau sekedar membeli buah tangan untuk kerabat.
Banyaknya jenis kuliner yang dimiliki serta kekhasan yang tidak ditemukan di kuliner daerah lain menjadi identitas tersendiri bagi kuliner Kabupaten Bireuen. Kedepan, perlu dibangun sentra kuliner seperti pusat jajanan selera rakyat (pujasera) agar wisatawan dapat dengan mudah menikmati semua kuliner khas Bireuen. Tim historia magistra
Berdasarkan Undang-Undang (UU) Pemajuan Kebudayaan, tindakan yang dilakukan terhadap objek pemajuan kebudayaan yakni inventarisasi, pengamanan, pemeliharaan, dan penyelamatan. Setiap warga negara dapat berperan aktif dalam pemajuan kebudayaan. Sepuluh objek pemajuan kebudayaan tersebut adalah tradisi lisan, manuskrip, adat istiadat, permainan rakyat, olahraga tradisional, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni, bahasa, dan ritus. Berikut penjelasan singkat tentang ke-10 objek pemajuan kebudayaan tersebut.
1. Tradisi Lisan Tradisi Lisan adalah tuturan yang diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat, seperti sejarah lisan, dongeng, rapalan, pantun, cerita rakyat, atau ekspresi lisan lainnya. Contoh cerita rakyat antara lain Malin Kundang dari Sumatera Barat, Tangkuban Perahu dari Jawa Barat, dan Legenda Si Kembar Sawerigading dan Tenriyabeng dari Sulawesi Barat. 2. Manuskrip Manuskrip adalah naskah beserta segala informasi yang terkandung di dalamnya, yang memiliki nilai budaya dan sejarah, seperti serat, babad, kitab, dan catatan lokal lainnya. Contoh babad antara lain Babad Tanah Jawi yang menceritakan cikal-bakal kerajaan-kerajaan di Jawa beserta mitosnya. Contoh serat antara lain Serat Dewabuda, yang merupakan naskah agama yang menyebutkan hal-hal yang khas ajaran Buddha. 3. Adat Istiadat Adat Istiadat adalah kebiasaan yang didasarkan pada nilai tertentu dan dilakukan oleh kelompok masyarakat secara terus-menerus dan diwariskan pada generasi berikutnya, antara lain, tata kelola lingkungan dan tata cara penyelesaian sengketa. 4. Permainan Rakyat Permainan Rakyat adalah berbagai permainan yang didasarkan pada nilai tertentu dan dilakukan kelompok masyarakat yang bertujuan untuk menghibur diri. Contoh permainan rakyat antara lain permainan kelereng, congklak, gasing, dan gobak sodor 5. Olahraga Tradisional Olahraga Tradisional adalah berbagai aktivitas fisik dan/atau mental yang bertujuan untuk menyehatkan diri dan meningkatkan daya tahan tubuh, didasarkan pada nilai tertentu dan dilakukan oleh kelompok masyarakat secara terus menerus, dan diwariskan lintas generasi. Contoh olahraga tradisional antara lain bela diri, pasola, lompat batu, dan debus. 6. Pengetahuan Tradisional Pengetahuan Tradisional adalah seluruh ide dan gagasan dalam masyarakat yang mengandung nilai-nilai setempat sebagai hasil pengalaman nyata dalam berinteraksi dengan lingkungan, dikembangkan secara terus menerus dan diwariskan lintas generasi. Pengetahuan tradisional antara lain kerajinan, busana, metode penyehatan, jamu, makanan dan minuman lokal, serta pengetahuan dan kebiasaan perilaku mengenai alam dan semesta. 7. Teknologi Tradisional Teknologi Tradisional adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang atau cara yang diperlukan bagi kelangsungan atau kenyamanan hidup manusia dalam bentuk produk, kemahiran, dan keterampilan masyarakat sebagai hasil pengalaman nyata dalam berinteraksi dengan lingkungan, dan dikembangkan secara terus menerus serta diwariskan lintas generasi. Contoh teknologi tradisional adalah proses membajak sawah dengan menggunakan tenaga kerbau, atau menumbuk padi dengan menggunakan lesung. 8. Seni Seni adalah ekspresi artistik individu, kolektif, atau komunal, yang berbasis warisan budaya maupun berbasis kreativitas penciptaan baru yang terwujud dalam berbagai bentuk kegiatan dan/atau medium. Seni terdiri atas seni pertunjukan, seni rupa, seni sastra, film, dan seni media. Seni pertunjukan antara lain seni tari, seni teater atau seni musik. Contoh seni sastra yaitu lukisan, patung, atau keramik. 9. Bahasa Bahasa adalah sarana komunikasi antarmanusia, baik berbentuk lisan, tulisan, maupun isyarat, misalnya bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Di Indonesia terdapat sekitar 700 bahasa daerah yang tersebar di berbagai pulau, dari ujung Sumatra hingga Papua. Bahkan, dalam satu provinsi bisa terdapat berbeda-beda bahasa daerah. Misalnya di Provinsi Aceh terdapat bahasa Aceh dan bahasa Gayo. 10. Ritus Ritus adalah tata cara pelaksanaan upacara atau kegiatan yang didasarkan pada nilai tertentu dan dilakukan oleh kelompok masyarakat secara terusmenerus dan diwariskan pada generasi berikutnya, antara lain, berbagai perayaan, peringatan kelahiran, upacara perkawinan, upacara kematian, dan ritual kepercayaan beserta perlengkapannya. (Tim histoeria Malik Ridwan SPd)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semoga bermanfaat