Ermawati

Profil Penulis: Penulis lahir di RS Jalan Agus Salim Jakarta Pusat, menempuh pendidikan dasar di Cibubur; dan SLTP di Gandaria, Jakarta Timur, d...

Selengkapnya
Navigasi Web
VIP Lebih Murah
RS Polri Sukanto

VIP Lebih Murah

Kalau mengenang masa lalu, kadang saya teringat kepada ayah. Dulu saya mengira ia orangnya manja dan sangat pemilih. Ditambah lagi sebagai orang bersuku Palembang, ayah selalu kelihatan tampan dan penuh gaya. Padahal ia hanyalah orang biasa dari kelas sudra (petani karet) yang kemudian beruntung menjadi tentara. Namun pilihannya atas kamar pada saat menjalani rawat inap di rumah sakit sangatlah berkelas. Bagaikan seorang TNI berpangkat jendral ia selalu memilih ruang VIP .Very Important Person.

Pernah di masa muda (menurut cerita mama-istrinya), ayah mengidap penyakit darah tinggi dan harus dirawat di RSPP (Rumah Sakit Pertamina Pusat) beralamat di jalan Kyai Maja Kebayoran. Kemudian ia minta dirawat inap di ruang kelas VIP. Padahal jatah pelayanan Askes ayah adalah ruang perawatan kelas 2 saja. Akibatnya setelah ayah sembuh, mama yang notabene adalah istrinya harus menjual sebuah becak untuk membayar biaya perawatannya. “He He..., Antik bener emang ayah nich." Sampai sekarang saya sering denger teman-teman kantor nya mengatakan bahwa ia itu adalah kopral yang rezekinya jendral.

Setelah saya dan adik-adik beranjak dewasa lalu membina rumah tangga, pernah juga ayah memanggil kami semua pulang- darurat. Ternyata ayah terserang penyakit Hepatitis B dan harus rawat inap di rumah sakit. Hasil rembukan kami sekeluarga dan ultimatum dari ayah adalah ayah harus segera dirawat di rumah sakit. Maka hunting rumah sakit pun dimulai. Mulai dari Rumah Sakit Fatmawati yang menolak karena tempat sudah penuh, sampai akhirnya ketemulah sebuah rumah sakit swasta di belahan selatan Kota Jakarta, Rumah Sakit Setia Mitra. Disini ayah kami dimasukan ruang VVIP . Sebuah pavilyun dimana satu ruang rawat inap memiliki kamar mandi dan ruang tamu sendiri, berfasilitas mewah dan menghadap ke arah taman. Cuma membutuhkan 5 hari perawatan ia sudah sembuh. Padahal tadinya seluruh tubuhnya sudah kuning dan hatinya membengkak. Penanggung jawab biaya pengobatannya adalah kami berempat dengan cara disawer sama banyak.

Terakhir kali nya ayah sempat dirawat di rumah sakit lagi adalah karena penyakit stroke. Ayah dirawat di ruang paviliyun Soewarno, sebuah kamar kelas VIP di Rumah Sakit Polri Kramat Jati. Ayah sempat mendapat perawatan berkelas luxs selama 3 minggu. Semua dokternya berpangkat kapten atau mayor begitu ramah menyapa saat mengontrol kesehatan ayah. Alhamdulillah berkat perawatan yang kontinu dan menyenangkan mempercepat penyembuhan. Ia bisa pulang dengan berjalan tegap tanpa kursi roda. Tanpa kelumpuhan baik di kaki maupun tangannya, lazimnya orang kena stroke. Biaya perawatannya pun tidak terlalu mahal karena fasilitas Askesnya bisa di seimbangkan.

Menurut saya sich, siapa saja boleh menganggap dirinya Very Important Person walaupun kastanya hanya sudra/petani. Yang penting ia punya sumber dana yang cukup untuk membiayai semua fasilitas didalamnya. Di kamar VIP siapapun berhak mendapat kunjungan tim dokter spesialis paling handal yang berpengalaman dan bahkan sudah bergelar Professor. Anda juga akan dilayani lebih dulu kala akan di scan otak, di ronggent, ataupun di check darahnya. Semua pasien yang sudah antri duluan tertunda karena pasien PIV yang baru datang akan langsung dilayani lebih dahulu. Jangan ditanya masalah pelayanan khusus kamar ini, pengobatan untuk pasien berada dibawah label "pelayanan maximal" yang artinya Berikan pelayanan pengobatan terbaik berapapun biayanya.

Dalam kasus ayah yang selalu ingin jadi Very Important Person, Hal ini berdampak pada kecepatan penyembuhan penyakit ayah dan minimalnya dampak kerusakan yang ditimbulkan sesudah serangan penyakit berakhir. Ayah mampu beraktifitas seperti semula lagi tanpa cacat yang berarti. Cepat sembuh, cepat pulang artinya biaya bisa ditekan. “VIP lebih murah kaaaan?”

Sebagai perbandingan adalah keadaan pelayanan rawat inap di kelas standart. Anda dapat membayar dengan murah karena biaya kamar berbagi dengan teman swkamar sejumlah 3 orang, 4 orang dan seterusnya. Bahkan untuk kelas Askes dimasa itu ada kelas tersendiri yang penghuninya 6 sampai 10 orang. Bayangkan orang sebanyak itu dengan hanya satu kamar mandi. Wajar saja jika tercium bau pesing yang menyengat dan mengganggu kenyamanan.

Fasilitas perawatan di kamar kelas standart tersebut adalah pelayanan seadanya. Kunjungan dokter dilakukan oleh Co-Ass atau Drs.Med saja. Yaitu para calon dokter yang masih menimba sekolah profesi kedokteran (belum lulus/ masih menjalani Praktek Profesi Kedokteran). Mengenai pelayanan pengobatan anda berada dìbawah label ”Pengobatan seperlunya”.

Pernah juga saya mendengar ada rumah sakit yang dicabut izinnya gara-gara dokternya tidak mau menulis nama obat generik untuk pasiennya? Ya…. Kalau pasien kelas Askes san kelas 3 harus diberi pengobatan dengan obat generik.

Pertimbangannya mengapa Pengobatan bagi pasien di ruang standart, sebaiknya menggunakan obat generik adalah untuk menjamin keberlangsungan dan ketaatan minum obat yang kadang perlu waktu cukup lama sampai berujung kesembuhan. Kalau obatnya dipaksakan yang patent, mengingat harganya mahal akan tidak tertebus sehingga pengobatannya tidak tuntas. Akibatnya beberapa pasien tidak tertolong atau semakin parah. Beberapa pasien yang lain akan memilih tidak melanjutkan pengobatan dan memilih pengobatan alternatif.

Namun tidak menepis kenyataan bahwa ada banyak pasien yang penyakitnya hanya ringan saja tanpa komplikasi sehingga mudah diatasi dan cepat sembuh.

Jadi, jangan lah marah dan terburu- buru ingin menyanggah. Memang bagi saya dengan segudang pengalaman yang dialami oleh almarhum ayah, VIP itu lebih murah. Karena melihatnya pada kesembuhan ayah yang lebih cepat. Tanpa menafikan bahwa ada harga finansial yang harus dibayar.

"Bersyukur banget saya masih bisa berbakti pada orang tua."

"Kelas VIP atau kelas standart kah yang anda pilih? semua terserah anda!"

***

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tentunya tuk ortu harus yg trbaik ya bu. Bukti bakti anak. Keren nih tulisannya selamat selamat

16 Jun
Balas

Terimaasih. Miss. Ayo lebih semangat lagi menuju deadline 25 Juni.

16 Jun
Balas



search

New Post