Mamiek mujianah

Lahir di Mojokerto 9 Januari 1975, Mengabdikan diri sebagai guru di SDN Tanjungkenongo 1 sejak tahun 2003 sampai sekarang. Sosok yang sedikit pendiam tapi punya...

Selengkapnya
Navigasi Web

Detektif Recehan

Detektif Recehan

“Ke mana Mas?” Teriak Rini ketika mendengar suara motor suaminya mulai menjauh. Teriakan Rini tidak terjawab. Suaminya sudah memacu motornya semakin jauh. Sekitar seminggu ini suami Rini selalu keluar malam. Berangkat habis isyak pulang tengah malam. Ketika ditanya jawabnya hanya ngopi. Tidak jelas ngopi di mana dan sama siapa. Kalau Rini bertanya lagi, suaminya akan marah.

Lama-lama Rini menjadi curiga, apalagi tersiar kabar di desa sebelah ada warung kopi baru. Pemiliknya perempuan cantik yang baru datang dari kota. Pelayannya juga cantik-cantik. Mereka berdandan seksi layaknya gadis-gadis kota. Malam itu Rini mulai menyelidiki suaminya. Dia bertanya kepada beberapa temannya tentang warung kopi tersebut. Ternyata beberapa temannya juga mengalami hal yang sama. Suami mereka selalu pulang larut malam dengan alasan ngopi.

Sesuai kesepakatan Rini dan teman-teman ke warung kopi untuk menyelidiki para suami. Bagai detektif professional mereka menyamar, berpakaian ala gadis kota. Bedak dan gincu tebal dengan rambut palsu yang menutup sebagian wajah. Dengan tawa manja mereka masuk dan memesan beberapa gelas minuman. Sudut warung yang agak gelap menjadi pilihan mereka. Pandangan bebas bisa melihat siapa saja yang datang dan apa yang mereka lakukan.

Tidak berapa lama muncul sekelompok laki-laki masuk. Mata perempuan-perempuan di pojok warung mengawasi dengan teliti. Mereka melotot, tidak ada satupun yang mereka kenal. Para laki-laki itu asyik ngopi dan merokok. Tawa mereka memekakkan telinga. Tiba-tiba mereka berbisik-bisik. Salah satu dari mereka berdiri mendekat. “Cantik,” sapanya. Dia duduk dan mulai menggoda. Rini dan teman-temannya ketakutan. Perlahan mereka menggeser tempat duduk dan tanpa aba-aba langsung mengambil langkah seribu.

“Berhenti! Tunggu aku!” Teriak Rini. Teman-temannya berhenti menunggu Rini. Wajah mereka pucat, nafas memburu tidak karuan. Ketakutan masih nampak jelas.

“Kita istirahat dulu di pos kamling depan, aku sudah tidak kuat.” Usul Rini kepada teman-temannya. Ada beberapa laki-laki sedang ngobrol di dalam pos kamling. Mereka terkejut ada sekelompok perempuan cantik datang dengan ketakutan. “Eh, siapa kalian? Ada apa malam-malam masih di jalan?” Tanya salah satu laki-laki itu. Betapa terkejutnya Rini ternyata laki-laki itu adalah suaminya. Dia segera memeluknya sambil menangis. Tanpa ditanya lagi dia menceritakan yang telah terjadi. Suaminya bengong sejenak, kemudian para laki-laki itu tertawa terbahak-bahak.

“Kebanyakan nonton sinetron, untung kalian tidak apa-apa. Makanya jangan mudah curiga. Kami di sini sedang berunding merencanakan peringatan hari ibu. Jadi dirahasiakan, sengaja dibuat kejutan untuk kalian. Gak jadi kejutan kalau sudah begini.” Mereka tampak menyesali yang baru saja terjadi. Rini dan teman-temannya minta maaf. Mereka semua beranjak meninggalkan pos kamling.

Mojokerto, 3 September 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post