GURU MERDEKA BERKARYA DALAM BINGKAI PELUANG DAN TANTANGAN

Oleh : Ridwan, S.Pd.

(Guru SMKS Al-Madani Jampangkulon, Kab. Sukabumi)

Terbukanya Peluang

Pada rentang waktu lima hingga sepuluh tahun yang lalu, publikasi karya kepenulisan dari insan pendidikan memiliki tantangan yang begitu berat. Sebab, wahana yang tersedia dan dianggap kredibel hanyalah media mainstream seperti surat kabar dan majalah saja. Sehingga disadari atau tidak, kesempatan untuk dimuatnya tulisan para guru menjadi sangat kecil. Belum lagi mereka harus berjibaku beradu karya dengan para penulis kenamaan yang sudah malang melintang di media massa. Ruang ekspresi literasi para pendidik menjadi semakin menyempit. Kesempatan hanya datang bagi mereka yang berhasil lolos pada ketatnya proses penyaringan.

Padahal, bahan baku olahan kepenulisan di lingkungan guru sangat melimpah. Terlebih jika yang akan disajikan sumbernya dari keresahan dan penderitaan. Selain itu, proses, metode, dan model pendidikan, serta praktik terbaik dalam mendidik juga menjadi bahan baku yang melimpah ruah di kalangan guru. Dari hal-hal tersebut, tentu akan ada banyak hidangan bagi otak yang diproduksi. Kemasannya bisa macam-macam pula, bisa puisi atau prosa, disesuaikan dengan selera. Yang dibutuhkan pada masa itu adalah adanya meja yang luas dan memadai untuk menyajikan berbagai karya para pahlawan kemanusiaan, guru-guru penulis.

Namun, seiring perkembangan zaman, waktu terus mengalir ke hilir dan babak baru pun terlahir. Era digitalisasi sebagai bagian penting dari modernitas tak terhindarkan lagi. Arus deras perubahan menjelma ombak yang akan menghantam benda keras apapun yang menghalanginya. Cibiran dan hujatan tak mampu mengaborsi jabangbayi literasi digital yang kemudian lahir dan bergulir.

Media Sosial menjadi turunan langsung yang dilahirkan dari era digital. Model baru perilaku manusia untuk berhubungan dengan manusia yang lain secara tidak langsung. Pola hubungan sosial ini kemudian menggelinding seperti bola salju yang lama kelamaan semakin besar. Semakin banyaknya pelaku dan pengguna berbagai piranti media sosial di kalangan generasi digital, berhasil membuka mata para pelaku literasi untuk masuk di wilayah itu sebagai sebuah peluang besar yang di kemudian hari terbukti. Dari berbagai platform media sosial kemudian lahir berbagai komunitas kepenulisan yang digunakan untuk berbagi, saling mengoreksi dan yang terpenting adalah sebagai tempat untuk publikasi dan apresiasi. Tak terkeculai komunitas menulis yang anggotanya adalah guru. Sampai di titik ini maka peluang keterbacaan berbagai bentuk karya para pendidik semakin terbuka lebar dan terang benderang.

Tantangan Baru

Tak hanya sampai pada terbukanya jalan dan lahan untuk tumbuh kembang karya, ada tantangan baru yang mesti dijawab oleh para guru penulis di kemudian hari. Yaitu tantangan untuk menyajikan karya bernilai, original, otentik, dan terhindar dari penyakit paling buruk dalam dunia kepenulisan yaitu plagiasi. Terlebih, guru pada perannya sebagai pendidik tentu memikul beban berat untuk memberikan contoh terbaik agar terhindar dari praktik-praktik plagiasi. Sebab menjiplak karya orang lain adalah sebuah kejahatan.

Pada tahap ini, maka peran guru selain sebagai penulis, ia juga harus berperan sebagai kurator sekaligus editor. Sehingga ketika karya-karyanya dipublikasikan, telah benar-benar dipastikan layak dikonsumsi masal oleh khalayak ramai. Dan yang terpenting adalah karyanya dapat dipertanggungjawabkan baik secara materil maupun moralitas. Sebab yang dipertaruhkan adalah nama baik sebagai pendidik.

Hal ini kemudian memicu tantangan baru bagi para guru penulis. Membekali diri dengan dasar kepenulisan yang mumpuni agar tiga peran kepenulisan yaitu sebagai penulis, kurator, sekaligus editor bagi karyanya dapat dijalankan bersamaan. Diperlukan sebuah wahana atau komunitas yang mampu memenuhi kebutuhan dalam upaya menjawab tantangan yang tak kalah berat tersebut.

Media Guru Indonesia dan Gurusiana menjadi gerbong besar bagi guru-guru penulis untuk menjawab itu semua, menuju fase kemerdekaan dalam berkarya, serta bertanggung jawab atas karyanya. Selamat berkarya dalam kemerdekaan, mari rayakan dengan terus berkarya. Salam Literasi

BIODATA PENULIS

Penulis bernama Ridwan, S.Pd. lahir di Sukabumi pada tanggal 13 Mei 1985. Lulusan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Tinggal di Wilayah Pajampangan Kabupaten Sukabumi. Saat ini tercatat aktif sebagai Guru di SMKS Al-Madani Jampangkulon.

Alamat e-mail : [email protected]

No. WA : 085624431248