CARA POTONG KUKU SESUAI SUNNAH RASULULLAH
#Tantangan Menulis hari ke 138
Mansiah Abdurrahman
CARA POTONG KUKU SESUAI SUNNAH RASULULLAH
Masalah kebersihan dalam Islam merupakan hal yang sangat penting. Dalam kitab fikih, yang membahas tentang urusan ibadah kepada Allah selalu dimulai dengan membahas tentang thoharoh yang artinya kesucian dan kebersihan.
Kebersihan yang terjaga akan menghasilkan kesehatan. Kesehatan adalah nikmat Allah yang terbesar, namun kadang-kadang kesehatan sering dilupakan oleh sebagian manusia. Sebagaimana arti hadits berikut ini. "Ada dua nikmat yang manusia sering dilalaikan (rugi) di dalamnya yaitu sehat dan waktu luang (kesempatan)." (HR. Al-Bukhari dan Ahmad)
Begitu pentingnya kebersihan, agama Islam memosisikannya sebagian dari iman. Artinya tuntutan iman adalah menjaga kebersihan.
Mari kita mulai menjaga kebersihan dari diri sendiri. Mulailah dari kebersihan tangan kita. Tanganlah yang selalu menyentuh berbagai hal. Mulai dari yang bersih, yang amis, yang kotor. Menyentuh wajah, kaki, badan dan sebagainya. Apapun disentuh oleh tangan. Sekarang dimasa pandemi ini, justru yang menjadi instruksi pertama adalah mencuci tangan, tujuannya agar bersih, terutama menghilangkan virus untuk memutus mata rantai penularannya.
Bagian lain pada tangan yang wajib dibersihkan adalah kuku. Kuku tidak boleh panjang. Karena dengan kuku yang panjang akan menimbulkan masalah. Masalah pertama adalah masalah mengendapnya kotoran di bawah kuku yang bisa menyimpan kuman. Disamping itu, dengan kuku yang panjang akan menylitkan saat bekerja. Misalnya bagi pelajar, jika menekan tuth key board akan mengganggu. Jika membersihkan perlengkapan dapur juga akan merepotkan, sehingga pekerjaan tersebut dihindari.
Cara memotong kuku sesuai dengan sunnah Rasulullah adalah sebagai berikut :
Islam telah mengkategorikan perkara memotong kuku termasuk dalam perkara fitrah. Sebagaimana yang telah diterangkan oleh Rasulullah SAW dalam hadistnya yang diriwayatkan oleh Bukhari no. 5891 dan Muslim no. 258, bahwa perkara Fitrah ada lima antara lain berkhitan, mencukur bulu kemaluan, menggunting kumis, menggunting kuku, dan mencabut bulu ketiak.
Oleh karena itu, barang siapa yang tidak memotong kuku, maka ia termasuk orang yang mengabaikan masalah fitrah. Di samping itu, dalam hal ini Islam juga telah mengatur tata caranya, guna mendapatkan keutamaan di dalamnya.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW,
"Barang siapa yang memotong kukunya dengan cara tidak berurutan atau secara berlawanan maka tidak akan mengalami sakit mata." (HR Ibnu Qudaamah).
Terkait hadist di atas, para ulama berbeda pendapat mengenai maksud Rasulullah SAW dalam hal memotong kuku secara
1. Imam Al-Ghazali
Beliau berpendapat bahwa maksud dalam Hadits tersebut adalah dengan cara memotongnya pada Tangan : dimulai dari jari telunjuk kanan, lalu jari tengah kemudian jari kelingking dan begitu seterusnya berjalan ke arah kanan hingga berakhir pada ibu jari dari kanan.
2. Imam An-Nawawi
Beliau berpendapat bahwa cara memotongnya dimulai dari jari telunjuk lalu jari tengah hingga jari kelingking kemudian baru ibu jari tangan kanannya.
Sedangkan pada Tangan kiri dimulai dari jari kelingkingnya lalu jari manis kemudian jari tengah lalu jari telunjuk dan berakhir pada ibu jari Tangan kirinya.
Sumber bacaan: https://muslim.okezone.com/read/2020/02/18/614/2170364/ini-cara-memotong-kuku-sesuai-sunah-rasulullah
Jakarta, Selasa 04 Shafar 1442 H./22 September 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Terima kasih ilmunya, Bunda. Bermanfaat. Sukses selalu. Salam literasi
Terimakasih, Pak Dede, Alhamdulillah, Baarokalloh fiik,
Informatif keren
Terimakasih Bu Mansiah telah diingatkan insyaallah siap laksanakan