#Tantangan Menulis hari ke 357

Mansiah Abdurrahman

DAUN KERAMAT

Biasanya kita sering dengar orang menyebut dengan istilah daun muda. Istilah ini identik dengan perempuan muda yang cantik. Misalnya ada orang berkata, “Juragan itu masih suka daun muda.” Istilah tersebut banyak digunakan orang mulai tahun 70-an sampai awal tahun 2000. Wanita muda nan cantik yang dijadikan istri simpanan atau istri kedua.

Tapi dalam hal ini penulis tidak akan membahas tentang daun muda, justru sebaliknya, yaitu daun tua yang penulis namakan daun keramat. Daun tua atau daun keramat adalah penulis namakan untuk status seorang istri yang sudah berumur lolita(Lolos lima puluh tahun) Mengapa penulis mengistilahkannya dengan daun keramat?

Istilah yang penulis sematkan sebagai daun keramat, bertujuan untuk mengangkat sisi hebatnya seorang istri, yang juga seorang ibu. Ibu Lolita ini juga dahulu pernah muda. Mungkin pernah juga jadi rebutan para pria untuk memikat hatinya. Beruntunglah Anda para suami yang mendapat tempat di hati wanita yang sekarang berstatus sebagai istri Anda.

Silakan untuk memutar kembali perjuangan hidup bersamanya sekitar 25-30 tahun lalu. Hanya wanita yang setialah yang mampu bertahan dalam membina rumah tangga bersama Anda.

Pada saat perekonomian sedang sulit, ia begitu tegar menerima dan siap bersusah payah membantu mendongkrak ekonimi keluarga, atau ia rela menerima uang belanja yang bisa jadi tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari.

Seluruh tenaga dan pikiran serta masa mudanya dihabiskan untuk hidup bersama dengan suaminya dan mengurus anak-anaknya, hingga anak-anaknya dewasa, berpendidikan, berakhlak mulia dan patuh pada kedua orang tua.

Tenagannya yang dahulu kuat, mengurus rumah tangga. Mengurus kebutuhan suami dan anak-anaknya, kini sudah lemah. Dengan umurnya yang semakin bertambah sedangkan fisiknya semakin lemah. Ada sebagian yang sering sakit-sakitan. Bahkan ada yang sudah tidak bisa melayani suaminya di tempat tidur seperti dahulu ketika masih muda.

Dahulu daun yang hijau, muda, segar, menggiurkan, kini telah menjadi daun yang hijau kusam, mulai menguning, dan hampir gugur, tapi pada daun itulah banyak kejadian dan peristiwa yang tidak bisa diterjemahkan dengan kata-kata, itulah daun keramat.

Oleh karena itu, wahai para suami, rawatlah daun keramat itu dengan penuh cinta dan kasih sayang, muliakan kehebatannya yang pernah berjuang dan mendampingi Anda dalam menghadapi kerasnya kehidupan. Jaga dan rawatlah kebahagiaannya bersama Anda, sehingga gairah hidupnya akan terus membara dan memberi kehangatan sampai akhir hayat.

Jakarta, Kamis 17 Ramadhan 1442 H./ 29 April 2021