Setelah lima belas tahun mengajar Bahasa Indonesia, aku merasa menjadi guru yang kurang sempurna. Sekian banyak peserta didik aku ajarkan teori menulis, tetapi aku sendiri tidak punya karya dan hasil menulis. Ada rasa bersalah, ada resah yang selalu menghantui pikiran. Keinginan untuk bisa menulis semakin kuat, ketika sudah mencapai dua puluh tahun pengalaman mengajar.

Banyak buku dan artikel tentang teori menulis telah aku baca. Namun dari semua itu, tetap tidak membuat aku berani mulai menulis. Aku takut tulisanku dibaca oleh orang lain. Takut disalahkan, takut diprotes, bahkan takut diperkaraan sampai ke jalur hukum.

Pada awal tahun 2019 aku mulai akrab dengan face book. Aku suka memposting foto dan kalimat-kalimat pendek. Setelah mulai akrab dengan face book, aku suka membaca tulisan orang-orang di Media Guru Indonesia, lalu beberapa teman sesama guru membicarakan blog gurusiana. Banyak cerita baik dan menarik tentang manfaat gurusiana.

Setelah banyak mendapat informasi tentang blog gurusiana dan mengetahui beberapa teman mengikuti tantangan menulis di gurusiana aku mulai tertarik dan ingin mencoba. Setelah membaca peraturan ikut tantangan menulis. Aku mulai mengikuti tantangan menulis pada tanggal 08 Mei 2020, waktu yang aku pilih adalah bertepatan dengan tanggal lahirku.

Tak terasa setelah aku ikuti tantangan menulis untuk diriku sendiri, aku mampu menulis selama satu tahun penuh tanpa berhenti. Komentar teman dalam saling kunjung, saling sapa dan saling memberi komentar juga membuatku banyak mempunyai teman di seluruh Indonesia. Komentar positif yang saling dilontarkan membuat aku semakin percaya diri dalam menulis.

Ternyata mengikuti pelatihan Satu Guru Satu Buku juga sangat banyak manfaatnya. Di bawah bimbingan seorang pendamping dan banyaknya tulisan yang sudah tampil di gurusiana bisa dikumpulkan dengan tema yang sama, sehingga menjadi bahan penerbitan buku. Gurusiana adalah rumahku yang telah membantu mengusir ketakutanku. Kini aku merasa telah menjadi juara bagi diriku sendiri. Gurusiana mengantarkan banyak guru menjadi juara dihatinya.