#Tantangan Menulis hari ke 351

Mansiah Abdurrahman

KEWAJIBAN SUAMI DAN ISTRI (2)

A. Kewajiban suami terhadap Istri menurut Al-Quran

1. Memberikan Mahar

Kewajiban utama seorang calon suami adalah memberikan mahar atau maskawin kepada calon istrinya. Sebagaimana Allah berfirman dalam QS. An-Nisa ayat 4, yang artinya, “Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.” Sungguh, ajaran Islam itu tidak memberatkan, perhatikan terjemahan pada kalimat terakhir, Jika sudah berumah tangga, lalu keadaan ekonomi menemui kesulitan, jika seorang istri rida, maskawinnya digunakan untuk menutupi kebutuhan hidup, maka hal itu boleh dilakukan.

2. Nafkah, Pakaian dan Tempat Tinggal

Kewajiban seorang suami terhadap istrinya adalah memberi nafkah, artinya memberikan pengeluaran biaya bagi istri yang menjadi tanggung jawabnya. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Baqoroh ayat 233, yang artinya, “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.”

Pemberian nafkah disini tentunya termasuk memberi biaya untuk pakaian. Pengertian menurut kadar kesanggupannya, adalah sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku di masyarakat tanpa berlebih-lebihan. Yang disesuaikan dengan kemampuan ayahnya.

Adapun menyediakan tempat tinggal, juga termasuk kewajiban seorang suami sebagaimana firman AllahSWT. “Tempatkanlah mereka (para istri) di mana kamu (suami) bertempat tinggal menurut kemampuan kamu,…” (QS. Ath Thalaaq: 6). Agar rumah tangga menjadi tentram dan harmonis, maka suami dan istri hendaknya tinggal dalam satu rumah. Kecuali ada keridaan pasangan yang bersedia ditinggalkan secara berjauhan, asal bisa saling jujur dan menjaga amah, menjaga hati dan menjaga diri dengan baik dan amanah.

3. Menggauli istri secara baik

Sungguh, betapa Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dia mengatur dalam Al-Quran bagaiman seorang suami harus menggauli istrinya dengan cara yang baik. Sebagaiman firman-Nya dalam QS. An-Nisa ayat 19 yang artinya, ”Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” Ada larangan memaksa, Hendaklah menggauli istri secara patut, Hendaklah suami bersabar terhadap kelakuan istri yang tidak menyenangkan hatinya, Selalu berprasangka tentang kebaikan yang akan Allah berikan. Hal ini termasuk jika istri sudah tua dan lemah, tidak menarik bahkan menimbulkan kebencian pada hati suami, maka tetaplah bergaul dengan baik padanya, karena bisa jadi dibalik rasa tidak suka itu banyak kebaikan yang akan Allah berikan.

4. Menjaga istri dari perbuatan dosa.

Sudah menjadi kewajiban seorang suami untuk mendidik dan memberikan pendidikan agama kepada istri dan anak-anaknya. Dengan pengetahuan agama yang cukup Istri dan anak-anak akan bisa membedakan perbuatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan, halal atau haram. Sehingga mereka akan melakukan pekerjaan berdasarkan keridaan Allah semata. Sehingga mereka akan terhindar dari perbuatan dosa.

Sebagaimana firman Allah SWT, dalam QS. At- Tahrim ayat 6 yang artinya. “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” Peringatan Allah begitu keras, terhadap para suami. Jangan sampai suami meninggalkan tanggung jawabnya. Jika suami tidak mampu sepenuhnya memberikan pendidikan agama kepada istri dan anak-anaknya, maka bisa dilakukan dengan cara memberikan biaya untuk mereka belajar dengan guru agama.

5. Memberikan cinta dan kasih sayang kepada istri

Memberikan cinta yang tulus adalah perintah Allah sebagaimana terdapat dalam QS. Ar-Rum ayat 21 yang artinya, “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya lah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. Pemberian cinta yang tulus atau mawaddah, bisa dalam bentuk perhatian, perlakuan, dan perkataan yang baik dan tidak menyakitkan hati, Sehingga hati seorang istri akan merasa tenang dan tentram dalam menjalani tugasnya sebagai seorang istri, maka akan timbullah kasih sayang antar sesama, wujudnya bisa saling menguatkan, saling berbagi suka dan duka, dan saling memperhatikan tidak hanya urusan dunia, tetapi juga urusan akhirat.

(bersambung)

Jakarta, Jumat 11 Ramadhan 1442 H./ 23 April 2021