Hati-hati Ada UU ITE

By: gurubeta

Tantangan Hari Ke-68

#TantanganGurusiana Maraknya berita penyebaran Covid-19 di berbagai media sosial, lagi-lagi mengulik hati saya untuk membahasnya. Tadi pagi ada rekan yang mengirimkan informasi di salah satu grup WhatsApp yang saya ikuti. Ia mengirimkan foto banyaknya orang yang bergelimpangan di jalan. Kebanyakan menggunakan baju berwarna hitam. Entah apa maksud ia mengirimkan gambar itu. Kemudian muncullah beberapa komentar dari teman, diantaranya saring sebelum sharing, mohon memilih kabar yang akan disebarkan, jangan menambah kecemasan, dan yang paling parah sebuah komentar yang menyatakan gambar ini adalah korban Corona yang mau dikubur masal. Postingan yang menggegerkan. Banyak orang yang merasa cemas dan panik saat ini, apalagi setelah membaca informasi tersebut. Bahkan mungkin bisa jadi berita tadi sebuah berita bohong yang diragukan kebenarannya. Tentunya tindakan ini tidak dibenarkan karena meresahkan masyarakat. Ini sangat berbahaya dan bagi pelaku penyebar hoaks bisa dipidanakan. Seperti dikutip dalam kompas.com, Kepala Biro Penerangan (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Argo Yuwono, menyatakan seseorang bisa dikenai pidana apabila menyebarkan informasi palsu, dengan ancaman pidana enam tahun penjara. Hal ini merujuk kepada Undang-Undang ITE dalam Pasal 45(A) ayat (1), setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan, dipidana dengan pidana penjara enam tahun dan denda paling banyak 1 milyar. Dalam kondisi seperti sekarang ini, cerdas berliterasi adalah suatu tindakan bijak. Jika menerima suatu informasi atau berita maka membaca dengan seksama terlebih dahulu, kemudian menelaah, menyaringnya, baru jika dianggap benar berita itu, kita bisa membaginya. Hal-hal kecil inilah yang bisa menghindarkan kita dari predikat sebagai penyebar hoaks atau berita bohong. Palu, 22 Maret 2020