Aku pasti pulang
2 tahun lebih kini aku berada di kota ini, tempat yang memberi makna baru dalam perjalanan hidup ku. Tempat yang kini menjadi tempat ku mencari sesuap nasi dan menghabiskan sisa hidupku kelak.
Tak jarang, kerinduan pada kedua orang tua tercinta menjadi bumbu dalam kisah ku. Kerinduan pada sahabat hati yang jauh di seberang sana berbeda pulau dengan jarak yang cukup melelahkan jika ditempuh persekian minggu nya.
Sempat terbersit niat kembali pulang dan meninggalkan tugas ini, sempat ingin menyerah dengan keadaan yang membuatku hampir saja putus asa melaksanakan tugas disini. Apalagi saat mendengar sang bunda sakit dan membayangkan siapa yg menjaga beliau dalam usia renta? Ya, aku adalah anak pertama dr 2 orang bersaudara. Adik lelaki ku terkenal cuek dan masa bodoh dengan lingkungan bukan berarti dia mengacuhkn orang tua kami, tetapi tetap saja berbeda perlakuan anak perempuan dan lelaki dalam merawat orang tua.
Ayahku, pensiunan guru sekolah dasar di salah satu kabupaten sumatera barat. Sedangkan ibuku beliau masih bertugas meski hanya menunggu hitungan bulan hingga masa purna bakti beliau selesai. Rasanya ingin membawa beliau bersama ku saja, menikmati masa tua dengan duduk dan menikmati sajian cemilan buatan si buah hati, menikmati hari tua penuh cinta bersama. Biar beliau bersama ku saja, menikmati jerih payah yang selama ini beliau lakukan untuk ku. Bukan kah ini waktu ku membahagiakan mereka?
Tapi, pernah suatu ketika beliau mengutarakan keinginan agar aku kembali saja ke kampung halaman. Tinggal bersama dan bekerja di tempat yang mudah untuk mereka kunjungi. Aku tak pernah bisa menjawab ia atau tidak, bukan karena masa kontrak yang masih sangat lama. Tapi, sejujurnya aku telah jatuh cinta pada pulau ini , ma. Aku tau kalian akan kecewa jika kecintaan ku pada pulau ini ku ungkapkan. Tapi percaya lah ma, pa kalian akan mencintai pulau ini juga saat kalian mencoba tinggal dan bersosialisasi disini. Bukankah kalian yang mengajarkan ku mencintai segala sesuatu agar aku bisa bertahan dalam segala kondisi?
Pa, ma. Percaya lah suatu saat nanti aku akan pulang. Ntah 10th, 20th atau mungkin nanti saat Allah menuliskan kampung halaman adalah tujuan akhir ku hingga ajal menjemputku.
Pa, ma percayalah rumah kita adalah tempat ternyaman untuk ku pulang. Pelukan kalian adalah selimut terhangat untuk ku. Percayalah tiap ada kesempatan aku akan datang dan pulang walau sebentar. Akan ku tuntaskan rindu-rindu yang bermekaran di hati kita.
Pa, ma doakan putri mu ini agar bisa bertahan meski harus berjuang sendiri disini. Doakan segala sesuatu urusan ku berjalan lancar. Percaya lah aku pasti pulang!
Tanjung batu 11 Maret 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar