Menjadi menantu sudah banyak yang mengalaminya. Menjadi seorang anak, baru menjadi menantu, sebuah pengalaman yang tidak semua orang mendapatkannya. Saya salah seorang dari yang beruntung mengalaminya.

Saya, wanita yang diberi seorang ibu yang sangat sayang pada anak-anaknya. Ibu tiri, itu sebutan bagi seorang wanita yang menjadi istri dari seorang ayah yang mempunyai lima orang anak yang masih kecil-kecil. Bayangan kekejaman ibu tiri, sudah pasti dong. Tetapi ini tidak berlaku bagi saya. Ibu yang dengan lemah lembutnya membimbing kami layaknya anak kandung sendiri. Tidak membedakan antara anak kandung dan anak tirinya, malahan beliau rela mendampingi anak tirinya apabila anak membutuhkan bantuan.

Sampai pada suatu masa, saya dan suami saya dipertemukan. Kami dijodohkan, padahal bukan zaman Siti Nurbaya. Saya menerima dengan lapang dada karena saya tidak ingin membuat orang-orang yang saya sayangi kecewa. Ini adalah jodoh terbaik dari Allah. Suami saya adalah anak kandung dari ibu tiri saya. Ayah beliau sudah meninggal sejak suami saya berumur 3 tahun. Sedangkan saya kehilangan ibu tercinta sejak berusia 2 tahun. Miris memang. Namun, semua itu terobati dengan hadirnya ibu pengganti ibu saya.

Awal pertemuan sampai sudah punya anakpun, saya masih diberi kesempatan untuk mendapatkan kasih sayang seorang ibu yang tidak saya rasakan sepenuhnya dari ibu kandung. Empat puluh satu tahun yang lalu, kasih sayang itu tidak lengkap. Sekarang dilengkapi dengan hadirnya, ibuku mertuaku.