Mardiah Alkaff

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Ayah Raja Pendidikan Keluarga

Ayah Raja Pendidikan Keluarga

AYAH RAJA

PENDIDIKAN KELUARGA

(Mardiah Alkaff, 28 Peb 2016)

Semua manusia menyadari pentingnya pendidikan bagi anak anaknya. orang tua mengharapkan anaknya menjadi manusia yang baik, bermanfaat bagi diri dan ligkungannya. Oleh sebab itu dia akan membimbing anaknya dengan kesopanan, disiplin, dan menyekolahkan di tempat terbaik pilihannya. Karena “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, lalu kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nashrani atau Majusi. (HR. Muslim)

Dengan berjalannya waktu, banyak kendala yang dihadapi orang tua dalam mendidik anak. Masalah ekonomi, pekerjaan, tanggung jawab, pembagian peran, yang akan menghambat pendidikan anak di dalam keluarga.

Keegoisan orang tua dan ketidakmampuan memimpin, akan menyebabkan masa depan anak hancur. Siapa yang sangat berperan ? Tentu yang pertama disalahkan adalah sang pemimpin keluarga yaitu ayah. Jika ayah sang raja dapat memimpin istri dan anak nya, jika sang raja memiliki wibawa di mata rakyatnya, maka keluarga akan harmonis dan tentram. Dan sebaliknya, jika ayah tidak dapat menjalankan tanggung jawab, maka kondisi keluarga akan terganggu.

Mengapa ayah tidak dapat menjalankanya kepemimpinannya ? Banyak faktor penyebab. Apalagi di zaman modern abad internet ini. Faktor penyebabnya bersifat klasik dan umum namun diramu dengan bumbu dunia maya yaitu HARTA, TAHTA DAN WANITA. Jika ayah dapat menjalankan ketiga hal tersebut dengan baik, maka keluarga akan selamat dan tercipta keharmonisan , ketentraman dan kedamain.

HARTA merupakan hal pertama yang mendasar, yaitu ekonomi. Inilah masalah utama yang menyebabkan keluarga menghadapi goncangan. Apakah dampak bagi anak? Siapa yag harus memberi nafkah dan bertanggung jawab terhadap biaya rumah tangga? Tentu saja sang raja, yaitu ayah. Jika ayah lalai terhadap biaya dan nafkah istri dan anak, maka sudah pasti keluarga akan mengalami malapetaka dan badai.

Jika ayah tidak memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, maka biasanya sang ratu, istri akan membantu beban ekonomi keluarga. Inilah kesalahan terbesar dan akan terganggunya pendidikan keluarga. Seorang ibu yang seharusnya memperhatikan pendidikan anaknya, memenuhi kebutuhan buah hatinya, menemani emosi dan perkembangan kejiwanya, malah harus keluar rumah untuk mencari nafkah. Pada awalnya ratu hanya membantu suami, namun banyak yang kebablasan. Ibu menjadi tulang punggung keluarga. Siapa yang menjadi korban? Sudah pasti adalah putra putrinya di rumah.

Rizal adalah siswa SMP berusia 14 tahun, harus putus sekolah karena tidak mau lagi belajar. Setelah diamati sampai ke rumahnya. Ternyata, ibunya harus menjual ayam potong sejak subuh sampai siang. Disaat Rizal akan berangkat sekolah, ibunya sudah pergi ke pasar dan ayahnya membantu di berjualan atau mengolah kebun. Rizal harus menyiapkan kebutuhan sekolah sendiri. Inilah yang menyebabkan dia sering bolos sekolah atau pergi dari rumah namun tidak sampai di sekolah tapi belok ke warnet, kumpul bersama tukang angkot, merokok, mengenal obat terlarang dan minuman keras. Karena ekonomi, kedua orang tua, lupa akan perhatian dan kebutuhan putranya.

Nasi sudah menjadi bubur, untuk menyelamatkan masa depan Rizal. Dia tetap bergaul dengan preman dan tukang angkot. Ibu tetap mencari nafkah sedangkan Ayah masih belum menyadari kalau putranya adalah korban sang ratu yang mengejar HARTA, yang sebenarnya adalah kewajiban ayah. Jelas dan nyata bahwa Rizal membutuhkan perhatian dan kasih sayang ibu. Dia adalah satu contoh dan masih banyak Rizal lain yang harus menerima label anak berandal dan pemalas.

Kekurangan HARTA sering terjadi percekcokan antara suami istri yang menyebabkan perceraian. Kelebihan HARTA pun bisa menyebabkan retaknya rumah tangga karena pemimpin keluarga tergoda WANITA. Seorang ibu akan turun menyelamatkan kebutuhan anaknya. Dengan terpaksa harus menjadi TKW, PSK atau kerja keras seharian. Kalau hal ini terjadi, pendidikan anak di dalam rumah akan mengalami gangguan.

Anisa siswa SMP berumur 14 tahun harus mengganti peran ibu mengurus kedua adiknya yang masih berusia sembilan tahun dan lima tahun. Karena ibu mereka sudah empat tahun menjadi TKW di Singapura . Sebelum berangkat sekolah dia harus menyiapkan kebutuhan adiknya. Pulang sekolah pun, harus menjaga adik dan mengurus rumah. Ini kenyataan. Bagaimana mungkin Anisa yang masih remaja ABG harus menggatikan peran orang ?. Bagaimana dengan pendidikan kedua adik yang masih anak anak? Bagaimana kebutuhan kasih sayang Anisa yang masih ABG? .Inilah akibat dari kekurangan HARTA, ibu pergi dan ayah jarang pulang.

Perceraian, apapun penyebabnya berpengaruh besar untuk perkembangan anak di dalam keluarga ataupun kemajuan pendidikan di sekolah. Kebutuhan anak akan rasa aman dan sentuhan kasih sayang pasti akan terganggu. Di abad moderern ini, anak mencari kesenangan dengan HP dan internetnya. Foto dan video dewasa menjadi santapan dan makanan setiap saat. Internet menjadi makanan empuk masyarakat kita yang rapuh akan pendidikan keluarga. Oleh sebab itu, sangat wajar jika LGBT menjadi bom waktu bagi anak Indonesia. Lemahnya pendidikan keluarga, mendukung terjadi Lesbi, Gay,Bisek dan trangeder. Sesuatu yang aneh? Tentu tidak, karena keluarga tidak stabil

akan sangat mudah terpengaruh hal buruk yang berunjung pada suramnya masa depan anak bangsa.

Arisa siswa SMP berusia 14 tahun, setiap hari mencari jatidiri karena kedua orang tuanya di ibu kota sibuk mencari HARTA, maka dia tinggal bersama neneknya. Hatinya rapuh, jiwa kosong dan emosi haus kasih sayang. Namun dia harus menutupi kekosongan itu. Arisa tidak mau terlihat lemah di depan guru dan temannya. Dia harus tampil perkasa. Sedikit demi sedikit merubah dirinya dari gadis lugu yang cerdas menjadi pemuda perkasa, kuat dan sangat peduli teman. Kedua orang tuanya masih asyik mencari harta dan tahta di ibu kota. Inipun nyata di depan mata.

Jadi, Apakah yang dibutuhkan anak di rumah? Adalah ketenangan, ketentraman, kenyamanan, kasih sayang dan pengertian dari kedua orang tuanya. Hal itu yang membuat jiwan anak kuat dan tangguh terhadap goncagan badai kemajuan teknologi komunikasi.

Siapakah penangung jawab pendidikan dalam keluarga, siapakah penanggung jawab rusaknya masa depan anak bangsa? Pastinya sang raja pemimpin keluarga. Bagaimana tidak? Jika nakhoda bisa membawa kapal dengan penuh tanggung jawab, memiliki keahlian maka sampailah kapal di pantai dengan lancar dan selamat. Kalau pilot pesawat terbang memiliki kecerdasan, ahli, kuat dan tangguh menjalankan , maka pesawat akan sampai dengan selamat ke tempat tujuan . Maka seorang ayah harus memiliki ilmu dan kehlian dalam mengendalikan biduk keluarga . Memiliki pengetahuan cukup dalam membimbing istri dan anak anaknya, memahami peran dan tanggung jawab sebagai kepala keluarga.

Bagaimana dengan ibu sang ratu? Jangan pernah mengajarkan seorang ibu untuk mencinta, mengasihi dan menyayangi anaknya. Karena ibu manusia atau pun hewan sudah memiliki naluri penyayang sejak dilahirkan. Lihat saja hariman yang buas, kucing yang jinak. Hewan jenis mana yang menyusui anaknya sejak lahir, menyuapi, mengajarkan berjalan , dan menjaga sampai mandiri? Pastinya kucing dan harimau induknya. Lalu kemana yang jantan? Dia akan berkeliaran sesuka hati untuk memenuhi nafsu dan kebutuhannya.

Ada satu cara baru di sekolah untuk mengamati langsung. Apakah seorang anak memiliki jiwa lemah, tertekan dalam keluarga yang tidak harmonis. Mudah saja mengetahuinya, yaitu dengan mengamati saat upacara bendera senin pagi. Siswa yang memiliki jiwa lemah dan rapuh,maka akan berguguran. Mukanya akan pucat, badannya lemah, dan pingsan. Ini adalah gejala baru yang timbul di sekolah.

Pada mulanya, guru menduga yang umumnya siswa perempuan berguuran secara ruti saat upacara sekitar 30 sampai 50 orang disebabkan sakit fisik, belum sarapan. Setelah diobservasi sekitar dua tahun. Ternyata siswa mengalami tekanan emosi, gangguan kejiwaan yang disebabkan oleh masalah di rumah. Ayah sang otoriter, tinggal berama nenek, orang tua bercerai, ayah dengan istri muda atau ibu menjadi TKW. Bagaimana mungkin tujuan pendidikan akan tercapai, kalau yang menjalaninya memiliki jiwa rapuh dan lemah.

Rizwan, siswa malang korban kesalahan pendidikan di dalam dirumah. Orang tuanya tidak bercerai namun ayahnya pemarah, penekan. Dia sering mendapat hukuman fisik. Akibatnya, di sekolah tidak bisa diam, menggangu teman, tidak mengerjakan PR. Tapi kadang sendirian di sudut kelas dengan pikirannya kosong. Sekolahnya rajin tapi sering berantem dan melawan guru. Jadi, ayah memang sang raja yang berkuasa di rumah. Namun penekanan dan kesewenangan terhadap anak dan istri akan berakibat buruk bagi perkembangan jiwa dan pendidikan anaknya.

Tahta ayah sebagai kepala keluar pun sangat berakibat buruk pada anak yang memiliki kecerdasan tiggi, rajin sekolah, wawasan luas. Sita, karena hobinya membaca bisa lolos Olimpiade Sains Nasional (OSN) SMP tingkat Nasional. Namun karena ketidak nyamanan di dalam rumah, ayah sang raja otoriter yang selalu menekan, maka Sita berani membangkang dan melawan orang tua, tidak sabar, emosional. Akibatnya, di sekolah temanya hanya sedikit, tersudutkan di kelas, guru tidak simpati. Akibat lebih parah, Sita tidak percaya diri dan jiwanya rapuh. Tidak mudah, membangkitkan jiwa Sita yang sakit. Dan sungguh anehnya, ayah dan keluarganya tidak menyadari kalau anaknya mengalami gangguan emosi dan kejiwan yang disebabkan oleh sang raja yang otoriter.

Duhai ayah. Sang raja pemimpin keluarga, dipundakmulah anak bangsa menjadi perkasa, kuat dan tangguh. Dipundakmulah ibu sang ratu akan berbakti kepadamu. Di tahtamulah pendamping sang permaisuri akan mengasuh pangeran dan putrimu dengan kelembutan dan penuh kasih sayang.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

LUARRR BIASAAAA ...!!!

17 Apr
Balas

mantap.....seandainya ada ayah hikss..

18 Apr
Balas

Eh.. Bu Dati...yg kuat menahan tangisan... Hiks...aku malah tak mampu memanfaatkan keberadaan ayah..hikssss

18 Apr



search

New Post