Mardiah Pane Sitorus

Berusaha terus memperbaiki diri, untuk nanti kembali padaNya Guru mata pelajaran Sosiologi di SMA Negeri 1 Sei Suka, Kabuaten Batu Bara, Sumatera Utara,, tingg...

Selengkapnya
Navigasi Web

Sulungku bagian 10

#tantangangurusiana

#harike110

Sulungku bagian 10

Keesokan harinya setelah sarapan, kudekati Sulung dan gadisku, sambil bersantai aku bertanya tentang kejadian semalam bagaimana sebenarnya. Mulanya Sulungku diam saja, kutanyakan pada gadisku. Mata polosnya mencari-cari kemarahan di wajahku. Ku pasang wajah datar dan biasa-biasa saja, kutekan perasaanku, jangan sampai meledak.

“Waktu itukan mi” gadisku memulai ceritanya. “Sorenya itukan umi suruh kakak dan abang mandi sore, terus kakak bilang mau mandi bersama Balqis tapi umi larang dan suruh Balqis mandi di rumahnya sendiri. Tapi kakak ajak Balqis mandi di rumah nenek. Selesai mandi kami pakai baju di kamar depan, waktu itu kakak sudah pakai baju tapi Balqis masih pakai handuk, tiba-tiba Rasya menerobos pintu dan masuk kamar. Terus bilang sama Balqis “Yok main tak berotak yok Balqis, kalau kau gak mau, gak kawanlah kita”. Teruskan mi, disuruh Rasya si Balqis tiduran mi.”lanjut putriku. Dadaku sesak sekali, rasanya akan meledak seketika, sebisa mungkin tidak bersuara sedikitpun sampai putriku selesai cerita. “Dipegang-pegang Rasya mi, alat kelaminnya Balqis.” Dalam hati kusebut nama Allah, ya Rabb...ya Rabb...ampuni hamba....bergetar seluruh badanku mendengarkannya. “Waktu *enis Rasya dikeluarkannya mau dimasukkannya ke dalam mi, abang tarikan badan Rasya mi, gak boleh gitu Rasya, abang marahi dia mi” tiba-tiba Sulungku menambahi keterangan adiknya.

Dengan gemetar aku berkata “Rasya salah ya nak, apa yang dibuat Rasya salah , tidak benar itu, itu gak boleh ya nak. Abang dan kakak kan sudah sering nyanyikan lagu itu, kalau bagian tertutup tidak boleh disentuh orang lain.”aku tidak sanggup lagi, pecah sudah tangisku, sambil tersedu-sedu aku bilang “mulai hari ini abang dan kakak tidak perlu bermain lagi sama mereka semua...tangisku meledak. “Abang dan kakak tidak ingin umi dan abi dimasukkan penjara kan nak, jadi umi mohon dari saat ini jangan berteman lagi dengan mereka, mohon sekali nak, semakin deras air mata dan raunganku, kesal sedih, marah, kecewa bercampur aduk semua, rasanya aku ingin teriak dan memaki, dari mulut ini terus istighfar yang keluar. Tak terbayangkanku, perbuatan itu dilihat oleh kedua anakku dan dilakukan di rumah orang tuaku. Yang terpikirkanku saat itu, bagaimanalah perkembangan kejiwaan anak-anakku nanti. Ya Rabb, ya Allah, ampunkan dosaku, jika aku salah jika aku banyak berdosa hamba mohon ya Rabb, jangan timpakan kesalahan hamba pada keturunan hamba ya Allah. Jangan hukum keturunan hamba karena salah dan dosa hamba ya Rabb, mintaku sambil bercucuran air mata. Sulung dan putriku memelukku, bertiga kami bertangis-tangisan, mereka pasti bingung mengapa uminya menangis, sedangkan mereka menangis karena takut mendengarkan jika orang tuanya nanti akan dipenjarakan. “Ia mi kami janji gak main sama mereka lagi” jawab mereka serentak. Sulungku menghapus airmataku.

Rasanya sia-sia yang kulakukan selama ini, benar-benar seperti memelihara bom waktu, mungkin inilah sebabnya yang membuat aku selalu khawatir jika melihat Sulungku bermain dengan teman-temannya yang di rumah. Aku menyerah ya Allah, aku tak sanggup lagi membina mereka, selama ini aku relakan anak-anakku bermain bersama mereka dengan harapan mereka nanti akan menjadi anak-anak yang baik berbeda dari kehidupan orang tua dan keluarga besarnya, namun mungkin engkau tidak izinkan ya Rabb, aku menyerah ya Rabb, tak sanggup lagi, monologku. Selama ini tak kugubris teguran beberapa tetangga yang membiarkan anak-anakku bermain dengan teman-temannya ini. Demi keselamatan jiwa dan masa depan anakku kuputuskan proses interaksi mereka. Biarlah mereka tidak punya teman dilingkungan rumah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post