Sulungku bagian 8
#tantangangurusiana
#harike108
Sulungku bagian 8
Kekhawatiranku terhadap proses interaksi Sulungku, semakin hari semakin bertambah, melihat kondisi fisiknya yang semakin tidak terawat. Kulitnya semakin kelam tidak hanya karena terpapar matahari, tapi juga karena proses mandi yang asal jadi, kurangnya nutrisi pada makanan sampai kurangnya waktu istirahat. Bermain menjadi prioritas utamanya setelah pulang sekolah, ia sampai lupa kapan waktu makan, bahkan waktu istirahat. Sulung dan adik-adiknya jadi sering flu dan influensa, serta mengalami alergi di kulit serta badannya.
Biasanya setiap aku beraktivitas sosial di luar rumah, si Sulung akan mengikuti dan minta diajak, nmun sejak mengenal teman-temannya, hampir dia tidak perduli jadwal keluar rumahku sepulang mengajar. Ada rasa lega tapi juga ada rasa tidak senang. Dikarena alasan latar belakang keluarga teman-teman sepermainannya itu. Sampai suatu saat, kekhawatiran yang selalu bersemayam dalam hatiku muncul menjadi hal yang sangat mengguncangkan.
Sore itu menjelang magrib, aku sibuk dengan aktivitas rumah, sehingga kurang peduli dengan kegiatan anak-anak, yang ku ketahui mereka berada di rumah neneknya, yang hanya berjarak beberapa langkah saja. Rumah warisan orangtuaku itu ditempati oleh kakakku yang perempuan dan adik perempuan almarhuma ibundaku. Entah mengapa selesai sholat magrib kekhawatiranku muncul, mengetahui anak perempuanku tidak pulang ke rumah, sementara Sulungku telah berangkat ke mesjid dengan teman-temannya.
Masih dengan menggunakan mukena ku cari putriku ke rumah neneknya, ternyata ia tidak berada di sana, kudengar suaranya berbincang-bincang di depan rumah tetangga, rasanya darah ini bergemuruh, di waktu orang sholat magrib ia malah berkeliaran di luar rumah. Setengah berteriak aku memanggil namanya dan meminta dia pulang ke rumah. Tapi teriakanku tidak digubrisnya. Segera kuhampiri dia yang sedang berjongkok dengan temannya si Balqis sambil berbisik-bisik, mengamit lengannya dan menuntun pulang bersamaan dengan pulangnya Sulungku yang baru selesai sholat di mesjid. Sampai di rumah Sulungku dan putriku berbisik-bisik, aku meneruskan membaca Al Qur’an. Tak lama kakakku datang dan membawa berita yang sungguh mengejutkan, yang ia dapat dari kakak penjual warung depan rumahku. “Gawat kita, bagaimanalah ini”tiba-tiba kakakku berkata yang membuat jantungku berdebar kencang. “Mana Syauqi dan Fiqah?”katanya lagi. Jantung semakin kencang debarannya. “Ada apa rupanya?”tanyaku dengan sedikit terkejut.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Lanjut kak, bisa jadiin buku ini. Tinggal poles dikit2.
Awq cuma curhat, mudah2 bisa jadi pelajaran
Wah keren sekali tulisannya bu
Terima kasih pak, bapak juga