Mardi Panjaitan

Saya adalah seorang guru, pelatih dan pembicara . Bagiku hidup untuk belajar dan terus belajar. ...

Selengkapnya
Navigasi Web

DirumahpunKami Beribadah, Tuhan tetap Ada...!!!

#Tantangan Gurusiana hari ke 7

Ini pertama kali terjadi di dunia, kami jemaat terpaksa beribadah dirumah, bukan karena tekanan dari massa, atau karena perbedaan agama. Kami mengambil keputusan melakukan ibadah dirumah setelah dikeluarkannya surat penggembalaan dari Persekutuan Gereja-Geraja di Indonesia menyikapi situasi tanggap darurat terhadap pandemik Covid 19 yang sedang mewabah saat ini. Bukan karena takut terhadap virus tersebut atau bukan pula karena kurang beriman sehingga mengambil keputusan harus beribadah dirumah, tetapi hal ini dilakukan demi merapatkan barisan melawan dan memutus rantai penyebaran virus berbahaya ini.

Tidak bisa dipungkiri tempat-tempat ibadahpun bisa menjadi salah satu media yang paling cepat terhadap penularan virus ini, sebab di tempat iabdah kita akan bertemu , duduk dan bersalaman dengan banyak orang, dan orang-orang yang kita temui kita tidak tahu sudah terinfeksi covid , atau bahkan kita sendiri sudah terpapar virus tersebut. Jadi untuk kebaikan bersama mengisolasi diri dan keluarga di dalam rumah dianggap menjadi jalan terbaik dan telah terbukti berhasil di beberapa negara yang telah terlebih dahulu terkena serangan virus ini sepeerti China, Korea dan beberapa negara Eropa saat ini.

Lakukanlah ibadah di rumah walau gereja besok tetap buka, beberapa pimpinan jemaat telah mengirimkan buletin atau tata ibadah yang dapat dipakai keluarga dirumah masing-masing. Kalaupun besok ada jemaat yang datang beribadah ke gereja, para hamba Tuhan telah siap melayani mereka, dengan menyediakan sabut pembersih tangan (Hand Sanitizer) di pintu masuk gereja. Acara bersalam-salamanpun yang selama ini telah membudaya, mungkin akan diganti hanya dengan melipat kedua telapak tangan di depan dada, seperti sikap pramugari di pintu pesawat saat kita masuk maupun turun dari pesawat terbang. Kabarnya untuk mengantisivasi dan mencegah penularan virus ini, kantong persembahan yang biasa di jalankan kini, tidak lagi, tetapi jemaat langsung mengantarkannya ke altar pesembahan, sehingga kontak langsung tidak akan terjadi, bahkan petugas penghitung persembahanpun kabarnya harus memakai sarung tangan.

Ya...begitulah dulu situasi yang terjadi saat ini, tetapi saya mau katakan bahwa Tuhan yang kita sembah di rumah ibadah maupun di gereja adalah Tuhan yang sama. Jadi walaupun kita saat ini terpaksa beribadah dirumah tidak akan mengurangi makna penyembahan kita kepada Tuhan, hanya persekutuan dengan sesama yang mungkin saat ini dibatasi. Tetaplah semangat menjalankan ibadah, Tuhan itu selamanya tidak akan berubah, wabah yang sekarang melandapun atas sepengetahuaanNya. Percayalah bahwa Tuhan yang kita sembah KUASA Nya jauh lebih besar daripada keganasan Virus Corona saat ini.

" Layangkan mataku ke gunung-gunung darimanakah akan datang pertolonganku, pertolongaku ialah dari Tuhan yang menciptakan semesta". (Mazmur 121:1) artinya Tuhan akan tetap memberikan pertolongan kepada setiap orang yang berseru dan percaya kepadaNya.

Sekali lagi jangan terlalu PANIK, Lakukanlah Ibadah dengan baik dirumah sebab bukanlah Tuhan berkata bahwa dimana ada dua atau tiga orang berkumpul dalam namaKu, maka aku akan hadir disitu.

#gurudiatasgaris

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post