Marellia Prihatna

Menjadi seorang guru sepertinya sudah menjadi kodrat kita sebagai wanita. Terlebih lagi jika diberi amanah tambahan seperti halnya menjadi seorang Guru ASN. Tan...

Selengkapnya
Navigasi Web
Dari CEO GoJek Meluncur ke Dunia Pendidikan

Dari CEO GoJek Meluncur ke Dunia Pendidikan

Hangat diperbincangkan tadi pagi bersama rekan guru satu kantor mengenai susunan Kabinet Indonesia Maju 2019-2024. Beberapa nama jajaran mentri yang menghiasi wajah birokrasi saat ini sungguh menjadi kejutan bagi para pendidik dan tenaga kependidikan, mungkin khususnya di sekolah saya. Boleh dikatakan terobosan yang diambil oleh Pak Jokowi cukup oke karena menempatkan orang muda dengan usia yang masih 35 tahun sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Sejatinya, bidang pendidikan dan kebudayaan adalah salah satu bidang yang sangat komplek terhadap segala permasalahannya. Tidak mengherankan apabila banyak yang kemudian menyoroti siapakah yang akan menjadi pemimpin di bidang ini. Sebab, pendidikan maupun kebudayaan adalah salah satu tolok ukur dari peradaban suatu bangsa. Sementara itu, kita ketahui bahwa pendidikan yang ada sekarang belum bisa dikatakan cukup untuk memenuhi persaingan di kancah global.

Seiring dengan berkembangnya teknologi, memasuki era 4.0, terobosan dalam dunia pendidikan semakin nyata. Contoh saja UNBK yang sudah 3-4 tahun ini mulai berjalan bagi siswa SMK/SMA/MA, kemudian munculnya aplikasi-aplikasi untuk menyelesaikan administrasi dalam dunia pendidikan, baik untuk siswa, guru, maupun tenaga kependidikan yang lain.

Perkembangan IPTEK dunia juga sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan di Indonesia. Maka dari itu ketika Pak Jokowi melantik Bapak Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan, yang terjadi adalah suatu gejolak baru untuk dunia ini. Sebetulnya, saya juga masih sedikit memikirkan, apasih yang diinginkan Pak Jokowi saat melantik mantan CEO Gojek ini? Terbesit sedikit tanya dalam hati. Namun jika melihat dan mencermati pidato yang diberikan oleh Pak Presiden, sepertinya inovasi percepatan dibidang teknologilah yang ingin beliau hadirkan dalam wajah baru pendidikan Indonesia.

Mengambil dari beberapa referensi Pak Menteri ini sudah tidak diragukan lagi terhadap inovasi dalam memecahkan suatu masalah dan selalu menyelesaikannya dengan cara yang baru dan berbeda. Namun sejauh ini, beliau belum pernah berkecimpung dalam bidang sosial masyarakat terutama dalam pendidikan. Jelas sangat berbeda, ketika beliau menjadi founder dari Gojek, beliau adalah petinggi suatu perusahaan yang bekerja bukan cuma ingin menyelesaikan masalah tetapi juga mengandung unsur "komersil" di dalamnya. Jauh berbeda dengan peran yang akan diambilnya saat ini. Menjadi seorang menteri, sudah berarti dia akan bekerja untuk masyarakat. Segalanya akan diabdikan untuk kepentingan masyarakat tanpa adanya unsur 'komersil' di dalamnya.

Menoleh kembali dua sosok pendahulunya yaitu Bapak Anies Baswedan yang merupakan praktisi pendidikan dan Bapak Muhadjir Effendi yang merupakan mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang. Beliau berdua adalah orang yang sudah lama berkecimpung dalam dunia pendidkan. Namun beliau berduapun dirasa belum mampu menguasai atau bahkan menyelesaikan permasalahan di Indonesia. Bapak Anies melalui terobosan dalam Penyempurnaan Kurikulum 2013, sempat membuat dunia pendidikan menjadi hangat, lalu terobosan baru lagi dari bapak Muhadjir, mengenai sistem zonasi juga tak kalah menimbulkan gejolak baru dalam dunia pendidikan.

Berkaca dari dua menteri tersebut, mungkinkah Pak Nadiem akan mengambil jalan yang sama? atau justru sebaliknya, beliau akan mulai menggunakan kemampuan out of the box nya untuk mengatasi masalah-masalah pendidikan saat ini, terlebih lagi untuk menyongsong Indonesia emas 2045.

Dari seorang pengusaha transportasi banting setir ke dunia pendidikan akan menimbulkan sdikit keraguan. Keraguan ini akan terjawab setelah Pak Menteri mengeluarkan program-program yang akan mengubah wajah pendidikan Indonesia.

Sehingga menjadi seorang guru itu yang jelas kata orang jawa "aja gumunan, aja kagetan" jangan terlalu heran dan jangan terkejut apabila ada perubahan. Perubahan itu adalah keniscayaan, tinggal bagaimana cara kita menyikapinya. Seyogyanya sikapi secara positif, karena yakinkan saja dalam diri bahwa perubahan yang sudah dibuat itu pasti sudah direncanakan secara matang untuk perkembangan Peradaban Bangsa.

Selamat bekerja Pak Nadiem, kami tunggu kerja nyata bapak dalam mewujudkan pendidikan yang mendunia. Kami siap bekerja bersama-sama dan bahu membahu dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai amanat UUD 1945.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post