Tantangan Menulis Gurusiana Hari Ke-33

"Janji di atas Ikrar"

Berjabat erat tangan sekokoh simpul mati

Sebuah ijab terucap di hadapan kadi

Di depan para saksi dan khalayak ramai yang menemani

Jantung berdegup kencang, berdetak seirama jarum jam

Mendengarkan ucapan ikrar suci terlafazkan dengan lantang

Suara itu menggelegar seisi surau meriuhkan suasana

Mulut komat-kamit tak henti-hentinya berdoa

Saksi pun berucap "Sah" , semua orang mengangguk dan tersenyum bahagia.

Termasuk si ratu sehari, tersungging senyum gelak tawa

Merekah bak bunga mawar semerah warna bibirnya

Senang paras wajahnya mendengar janji yang terlontarkan

Biduk rumah tangga mulai dikayuh bersama nahkoda

Tertanda dalam sebuah kertas sebagai tanda telah berpunya

Doa pun terpinta pada sang Khaliq si empu jagat raya

Dimudahkan dalam mengarungi bahtera rumah tangga

Sakinnah till Jannah sebuah asa yang dikehendakinya

Konon waktu itu delapan belas Mei dua ribu dua belas

Terjadi tragedi perjuangan Romeo dan Juliet menggapai mimpinya.

Kini, delapan tahun sudah mengarungi samudera rumah tangga

Rentetan kisah memberi warna biduk yang di tompangi

Menahan terpaan badai agar tak terhempas kandas

Semua telah dilalui dilewati bersama cerita indah

Terkadang awan hitam hadir menjelma di tengah mentari

Namun pelitanya selalu kuat menyinari setiap sudut pecahan bumi

Cahayanya kan tetap bersinar hingga ia tersungkur di ufuk barat

Semakin banyak ujian mendera, semakin banyak pesan yang tersirat pembelajaran tak ternilai harganya

Setiap ujian menjadi satu pondasi yang mengokohkan keharmonisan dalam delapan tahun kebersamaaanku bersamamu.

Marfis Yuna Riza

Gerry Permai, 18 Mei 2020

18 Mei 2012-18 Mei 2020

8th bersamamu

😘