Kembali aku melihat gadis itu duduk sendiri di sudut taman kota Hikaro. Ya..sepulang kerja aku selalu lewat di taman itu. Entahlah, sudah berapa kali aku melihatnya, setiap malam menjelang, duduk di bangku yang sama.

Berbusana serba hitam, gadis itu sungguh membuatku penasaran. Apa yang dilakukannya setiap malam di taman itu. Sudah beberapa saat aku mengamatinya, tapi sejauh ini sepertinya tak ada yang dilakukannya selain hanya duduk dan menyibakkan rambut panjangnya yang terkena angin. Jiwa lelakiku tergoda untuk mendekatinya. Seperti ada magnit yang menarikku untuk mendekati gadis itu. Dalam kesendiriannya, aku seperti menangkap aura kesedihan dalam dirinya.

"Hai"..sapaku memberanikan diri pada gadis itu. "Sendirian?" Aku bertanya dan berusaha memecah lamunannya. Sedari tadi aku perhatikan gadis itu hanya diam saja. Rambutnya yang hitam legam panjang terurai menutupi wajah cantiknya.

Gadis itu tak bergeming. Sapaanku pun diacuhkannya. Hatiku berdegub kencang, pikiranku mengembara ke mana-mana dan mulai mereka-reka siapakah sebenarnya gadis ini. Apa yang dilakukannya malam-malam begini di taman? Aku masih berdiri menunggu reaksinya atau sekedar balasan dari sapaanku.

Kali ini aku mencoba duduk disampingnya, kucoba pandangi wajahnya dari samping yang tampak pias itu.

Entahlah apa yang merasuki pikiranku saat itu, aku beranikan diri menyentuh tangannya yang putih pucat itu, hanya demi mendengar suaranya membalas sapaanku.