Kenangan bersemi di Kerajaan Wonosegoro #tantanganmenulisharikedua
Memang jengkel, sedang sakit herpes kok dimarah sama orang, hehe. Semalam saat menahan perihnya kayap eh, kok ada telepon dari adik sepupu, Jaya namanya.
Dari sekian adik dan sepupu, dialah yang mencuri perhatian lewat hobby santai, yaitu memelihara burung murai. Tapi selama menjadi adikku baru kali ini dia bisa menyembuhkan KAYAP dalam waktu sekejap, karena yang diomongin lewat telepon kali ini adalah
"Mas, apa yang kamu ketahui tentang situs Kerajaan Wonosegoro? Aku lagi study sejarah nih. Penting! "
Sekejap perihnya KAYAP dan kepikiran dimaki-maki manusia lenyap!
Tahun 1997 aku pernah latihan rutin di klub bola SMP. Ada bebatuan berlumut seperti candi, tetapi alami di belakang gawang. Lalu di sebelah timur pojok harus dihindari karena bersemayam peri ganas.
Ternyata beberapa waktu lalu situs Kerajaan yang konon ada di sebelah timur pojok lapangan, berupa artefak dan prasasti dijarah oleh pencuri!
Tepatnya di bawah lapangan Desa Mongkrong Wonosegoro itu ada situs-situs dan bukti penting sejarah Kerajaan Wonosegoro. Kalau saya tidak merantau, jelas, bukti sejarah ini penting untuk dibuka dan diperjuangkan untuk diteliti. Tak ada yang salah, karena itu berkaitan dengan asal usul dan jatidiri orang orang Wonosegoro.
Kenapa kita menyalahkan orang orang yang menganggap dirinya raja, padahal kita sendiri malas-malasan untuk mengkaji sejarah kita sendiri. Bangsa ini punya jutaan naskah kuno dan bukti sejarah yang terbengkalai. Di buku sejarah dari dulu sampai sekarang yang tertera hasil penelitian insinyur dan peneliti Belanda yang belum diperbarui.
Siapa sangka sebagian wilayah Jawa dahulu adalah lautan luas? Kemudian pusat pelabuhan ada di Boyolali? Siapa menduga Gunung Muria zaman dahulu adalah gunung terisolir di tengah lautan, sebelum terjadi pendangkalan pada masa pemadatan kutup?
Atau Anda terlalu sibuk membaca buku Bucin (budak cinta)?
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wow, cerita informatif. Sukses selalu dan barakallahu fiik
Terimakasih, Bu!
Mungkinkah demikian pak guru
Masih diselidiki.. Sayangnya juru kunci di sana sudah wafat