Marhaen Wijayanto

Tak ada yang penting daripada inspirasi...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pesan WA Arwah tantanganke74

Pesan WA Arwah tantanganke74

Pesan dari Bu Yeli lewat WA sudah kuterima. Entah mengapa tak seperti biasanya ada guru yang memintaku datang ke sekolah habis magrib begini. Layar HP ku berkedip-kedip. Ada muka putih berambut panjang, bulukuduku berdiri. Entah firasat apa ini?

“Rika, kau segera ambil soal USBN di ruang guru segera!” Wajah menyeramkan sekali lagi muncul dari layar HP.

Sore ini kabut tipis menyelimuti Rajek. Jalanan agak licin, sesudah berbelok dari arah SD bau bunga maawar makan sudah menyengat. Entah pertanda apa, yang jelas tak biasanya aroma itu menyengat di hidung. Rambut panjang dengann pakain serba putih tampak beterbangan di sisi-sisi hutan sawit yang harus kulalui dari Beladung. Mungkin hanya halusinasi.

Rumput sekolahku pun masih becek karena hujan seharian mengguyur Rajek. Pintu kantor terbuka, seperti biasa kuucapkan salam. Tampak seseorang duduk di sofa tamu.

“Masuklah . .” perintah orang itu. Apakah itu Bu Yeli? Kenapa rambutnya terurai panjang begini?

“Ambilah soal ini, bagikan ke teman-teman untuk dikerjakan,” ucap Bu Yeli.

Mukanya belum juga menoleh padaku. Sekilas wajahnya memutih dengan rambut terurai. Oh ternyata wali kelasku ini memiliki rambut yang panjang.

Tangan Bu Yeli mengapa berkuku panjang begini? “Riko, duduklah, ibu ingin bicara”

Aku terperanjat, dengan muka Bu Yeli yang putih dengan mata menghitam. Bibirnya berlumuran darah. Kuku-kukunya panjang. Bau menyengat melati semakin menyengat. Di pojok ruangan kepala sekolah tergantung badan. Entah siapa aku tak tahu, perempuan berjilbab itu lehernya tergantung di ruangan kepala sekolah.

“Ayo, Rika duduklah, aku ingin bicara.”

Aku ingin berlari, namun badanku sudah tak bisa digerakkan. Badanku secara tiba-tiba duduk di sofa. Tatapan mata kosong arwah Bu Yeli melotot tajam tak berkedip ke arahku.

“ihihihihihihi . . .” suara tawa yang menyeramkan terdengar beberapa kali.

“Maafkan Ibu, Nak. Setiap malam jumat,ibu harus meminta korban siswa untuk diambil jiwanya. Nah, untuk giliran pertama adalah kamu. Para penunggu di hutan sawit sudah menanti untuk menikmati dagingmu. Kau lihat, di ruang kepala sekolah, itu jasad ibu yang telah gantung diri siang tadi. Ibu tak kuasa menahan beban masalah rumah tangga, terpaksa para penunggu hutan sawit menjemput kematian ibu. Sekarang, Ikutlah bersama kami.”

Ternyata yang duduk di hadapanku adalah salah satu penunggu hutan sawit. Dari dalam ruangan kepala sekolah bermunculan makhluk yang sangat mengerikan. Beberapa diantaranya kuntilanak dan pocong.

Makhluk bertanduk bermata merah menyala itu segera menarik tangankku. Badanya berekor, dia mirip makhluk yang belum terbebas dari neraka.

Sebauah lubang hitam terbuka di depanku. Ratusan gendruwo dan makhluk bertanduk menyeretku. Tubuhnya menjulang. Tatapan mereka kosong, meratapi nasib semasa hidup yang belum mendapat doa.

Aku tahu tempat ini adalah hutan sawit sebelah barat kampung. Beberapa kuntilanak dengan taringnya siap memangsaku. Mulutnya membuuka, gigi ratu kuntilanak lancip. Mereka kehausan.

Aku teringat cerita dari ayah, hutan sawit di sekitar kampung kami adalah istana para dedemit dan kuntilanak, dan pesan WA itu? Apakah mampu makhluk halus seperti kuntilanak menampakan diri lewat layar HP? Jika benar? Apa di HP bisa muncul wajah menyeramkan?

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post