Marheni Pandu Pratiwi

Guru SD Wergu KUlon 1 Kecamatan Kota Kabupaten Kudus. Suka juga menulis tapi sering tidak tahu harus menulis apa...tahu-tahu jadi aja......

Selengkapnya
Navigasi Web

Buang Mantan di Marongan

Buang Mantan di Marongan

Sebuah catatan liburan terakhir

Apa yang pertama terlintas di benak Anda, ketika membaca kata Marongan ? Sesuatu yang menakutkan, mengerikan, begitukah ? Sama seperti saya kalau begitu.

Tulisan di atas saya temukan di Pantai Wates. Pantai yang berada di Desa Wates Kabupaten Rembang. Pantai itu berpasir putih. Karena itu masyarakat setempat menyebutnya dengan Pantai Pasir Putih Wates. Pepohonan cemara yang tertata berbaris rapih, dengan ketinggian yang rata-rata sama, terhampar di pantai tersebut. Membawa udara sejuk, sehingga panas pantai benar-benar tidak terasa. Barisan pohon-pohon cemara itu dilengkapi dengan beberapa tempat duduk yang nampaknya sengaja disediakan untuk duduk-duduk para pengunjung pantai. Ada yang terbuat dari kayu, potongan pepohonan bahkan ada juga yang terbuat dari ban-ban bekas. Unik dan menarik. Rasanya tidak membutuhkan banyak biaya untuk menyediakannya.

Berdiri diantara barisan cemara tersebut, kita akan merasakan seperti seorang bintang yang tengah berada dalam sesi pemotretan. View yang menarik untuk diabadikan dalam setiap jepretan kamera. Belum lagi rumah-rumah pohon yang ada persis di bibir pantai. Berada di rumah pohon itu, memandang lepas ke lautan yang bebas menggerakkan ombaknya, mampu membuat kita mengingat semua kebesaran Penciptanya.

Dari semua keindahan Pantai Pasir Putih Wates itu, yang membuat saya tertarik adalah, sebuah tulisan, yang dituliskan disebuah lempengan kayu dan dipakukan pada salah satu pohon cemara. Banyak tulisan yang terpaku di pohon-pohon cemara tersebut, tapi yang menarik adalah tulisan yang berbunyi Buang Mantan di Marongan.

Mengapa buang mantannya di Marongan ? Apakah karena saking sakitnya hati ? Apa itu Marongan ? Karena penasaran, saya coba browsing mencari dengan kata Marongan. Tidak ketemu. Setelah bertanya kepada salah satu pedagang makanan terdekat, ternyata Marongan adalah nama sebuah pulau. Kembali saya mencarinya di internet dengan kata kunci Pulau Marongan Rembang. Ketemu. Benar, Marongan adalah sebuah pulau, yang berada di utara Kabupaten Rembang Jawa Tengah. Kalau berdiri menghadap laut, maka kira-kira bayangan pulau itu nampak di arah timur laut. Pulau itu memiliki luas daratan hanya 6 hektar. Pulau tersebut tidak berpenghuni, kecuali serangga dan burung. Konon ada beberapa cerita mistis yang menyertai pulau tersebut.

Sadis kalau harus buang mantan di marongan. Pulau itu tidak berpenghuni. Lantas mantan kita mau makan apa ? Apa harus bakar burung setiap harinya ? Bisa-bisa punah penghuni ke dua di pulau itu nanti. Bagaimana pun kita pernah mencintai mantan kita, bukan ? Berbagai pertanyaan aneh dan mengada-ada menjadi bahan gurauan saya dan keluarga yang ikut tertarik dengan tulisan tersebut.

Penasaran dengan Pulau Marongan yang hendak dijadikan tempat buang mantan, setidaknya begitu candaan penulis kayu tadi, saya bertanya-tanya kepada beberapa nelayan yang kebetulan tengah membersihkan kapalnya.

Ternyata para nelayan, kerap kali sengaja mendatangi Pulau Marongan itu. Untuk apa ? Untuk mengais kerang. Selain mencari ikan, para nelayan itu juga pengrajin kerang. Mereka membuat kerang-kerang tersebut menjadi berbagai hiasan. Menjadi tirai, bros, hiasan dinding dan masih banyak lagi. Untuk kemudian dijual dengan harga yang cukup mahal.

“Mengapa harus mencari kerang sampai Marongan, Pak ? Bukankah Pulau itu kosong, dan katanya ada penjaganya kera putih ? Lagian disini juga banyak cangkang-cangkang kerang yang bisa dijadikan hiasan“ . Begitu kakak saya bertanya kepada mereka. Salah satu nelayan sambil tersenyum menjelaskan, bahwa memang pulau itu tidak berpenghuni. Siapa juga yang mau tinggal disana. Kalau mencari kerangnya siang hari, tidak masalah. Mereka juga belum pernah bertemu dengan kera putih yang konon secara mistis menjaga pulau tersebut.

Mereka menjelaskan, bahwa di Pulau Marongan itu, jenis cangkang kerangnya lebih banyak, beraneka ragam, dan bagus-bagus. Layak untuk dijadikan hiasan dan lebih mahal untuk dijual. Kalau di pantai yang banyak dikunjungi orang, cangkang kerangnya lebih banyak yang pecah-pecah sehingga tidak bernilai jual. Mereka juga mengatakan, kalau sedang tidak musim melaut, mereka beralih profesi menjadi pengrajin cangkang kerang yang dirangkai menjadi hiasan, yang bernilai jual. Atau setidaknya, mereka mencari cangkang-cangkang kerang yang bagus di Marongan, untuk kemudian dipasok kepada para pengrajin kerang. Dan itu lebih banyak menghasilkan uang.

Jadi, siapa yang ingin membuang mantannya di Pulau Marongan ? Penulis kalimat tersebut rasanya harus diberi tahu. Sekali buang, Sang Mantan bisa mengais kerang dan menangguk uang. Bisa jadi, waktu pulang, Sang Mantan malah jadi orang. Maka kalau punya mantan, jangan dibuang. Simpan saja sebagai kenangan. Kita tidak akan pernah tau, kalau suatu ketika, kita ditakdirkan balikan.

Satu tas plastik kecil cangkang kerang yang saya kumpulkan dari Pantai Pasir Putih Wates ini, saya bawa pulang. Sudah terbersit di benak, untuk mengajak murid-murid saya nanti, membuat karya kreasi dari cangkang kerang. Sedikit saja bisa menjadi hasil karya yang indah nampaknya. Apalagi kalau saya mengumpulkan kerangnya dari Pulau Marongan. Mungkin bisa menjadi karya yang bernilai jual. Suatu ketika, bolehlah rasanya mengunjungi Pulau Marongan. Untuk mengais cangkang kerang, bukan untuk membuang mantan.

Pantai Pasir Putih Wates Rembang,13 Juli 2018

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap

18 Jul
Balas

terima kasih leck

18 Jul
Balas

Top markotop....

18 Jul
Balas

alhamdulillah...karena semangat dari bu fatim nii

18 Jul

Top markotop....

18 Jul
Balas

Tulisannya luar biasa

19 Jul
Balas

Bu rita...pinter menyemangati..mkcihhh

03 Aug



search

New Post