#Day 3

Judul: Dibatas Cakrawala

Nama penulis: Maria Agusta

Part 1.

Suara azan Subuh terdengar dari madjid di dekat rumah. Devita memandang lampu ruang tamu yang dinyalakan. Wanita ini tidak berani mrngetuk pintu.

Dengan langkah gontai dia menuju masjid. Setelah berwudhu, dia mengambil mekena masjid yang tergantung di hanger. Devita malakukan salat Fajar sebelum melakukan salat Subuh.

Devita berdoa secara khusuk. Memohon meminta diberi kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi semua problem yang datang dalam kehidupannya.

Sepulang dari masjid, Devita mencoba mengetuk pintu lagi. Nazwa yang membukakan pintu. Nampaknya Gilang belum pulang dari masjid.

Devita mengambil baju ganti di dalam lemari dan menuju kamar Nazwa. Setelah selesai mandi, D3vita mengolesi bentol bekas gigitan nyamuk dengan minyak kayu putih

Kemudian dia berbaring di tempat tidur. Kamar Nazwa tidak terlalu besar, hanya diisi tempat tidur, lemari pakaian, dan meja belajar.

"Nazwa, buatkan kopi dan roti panggang untuk Papa," ujar Devita sambil berbaring. Matanya terasa sangat mengantuk. Wanita ini masih sangat marah, untuk bisa melupakan perlakuan suaminya yang mengurung dirinya di luar.

Dia lebih memilih berbaring daripada membuatkan sarapan pagi untuk Gilang.

Terdengar pintu depan diketuk. Nazwa yang sedang membuat sarapan untuk dirinya dan sang ayah, berlari membukakan pintu.

Gilang mengintip kamar Nazwa dan melihat Devita terbaring di tempat tidur.

Rasa kesalnya terhadap sang istri belum hilabg. Namun, dia tidak mau mengisi pagi dengan keributan. Dia berlalu ke kamar dan bersiap untuk segera ke kantor. Setelah itu Gilang menikmati sarapan yang dibuatkan oleh Nazwa.

Ketika Gilang sedang bersiap, Sisil menelepon. Nampak senyum ceria di wajahnya. Sambil bersiul, dia meraih telepon genggam yang terletak di atas nakas.

.