# Tantangan menulis hari ke-310

Lambaian Tangan

Pentigraf

Oleh: Maria Monalisa

---

Sepulang sekolah Amira bergegas pulang. Ia sudah ada janji untuk menjemput adiknya dari tempat mengaji. Hari sudah menunjukkan pukul tiga tiga sore. Padahal ia seharusnya pergi menjemput pada pukul setengah tiga sore. Mau bagaimana lagi, ia ada sedikit kegiatan di ruang OSIS untuk menyiapkan program kerja untuk masa pandemi ini.

Amira tidak menghiraukan lambaian tangan dan teriakan dari temannya. Ia harus menaiki ojek yang biasa mangkal di depan sekolah. Bisa dibilang ojek langganan. Seorang lelaki paruh baya disana bergegas menyalakan motor buntutnya. Karena sudah dimakan usia ia harus menyalakannya secara manual.

Setelah mencoba berulang kali, akhirnya bisa juga. Amira langsung naik ojek itu dan meminta untuk di antar menemui adiknya. Tak lama kemudian ia sampai di sana, tapi kegiatan sudah selesai dan semua anak sudah pulang. Amira langsung pulang ke rumahnya. Dan adiknya sudah duduk di kursi teras dengan wajah sewot. "Maaf ya dk, maaf. Tadi kakak ada kegiatan." Adiknya sewot karena pintu rumah masih terkunci. Lalu Amira mencari kunci tersebut didalam tasnya. Namun ia tak menemukannya. Lalu ia mendapat panggilan dari hp. Temannya bilang bahwa kunci rumahnya terbawa oleh temannya tadi. Amira dan adiknya kini terkurung di luar rumah.