Kehidupan di dunia ini adalah bagai babak babak sebuah cerira, dunua ini adalah babak pertama yang akan mengantarkan ubtuk kebidupan babak kedua, dan ketiga nantinya. Begitulah ria menjalani amanah yang di embannya sebagai seorang pendidik. Tugasku ini adalah panggilan jiwaku , hatinya berkata, dengan suara hatinya, hampir setiap hari dia berangkat lebih awal, tampa memperdulikan keadaan cuaca dan alam, bahkan hujan lebatpun tiada penghalang baginya.

Hari- hari ria menjalankan tugasnya dengan penuh keseriusan, karena yang ada dalam kepalanya bagaimana hari- hari nya ditemoat tugas bisa membuat muridnya merasakan dan nerindukan kehadirannya. Setiap pagi saat mentari mulai beranjak dari peraduannya, riapun sudah bersiap intuk betangkat nenuju tempat kerjanya. Sesampai ria di sekolah dia letakkan tasnya, kemudian dia sudah berdiri menanti kehadiran muridnya. Mereka datang dengan berjalan kaki demi untuk mewujudkan cita- citanya. Ini pulakah yang memotivasi untuk ria hadir kebih aeal.

Seulas senyum mengukir wajahnya, sambil mengulurkan tangan, serambi mengucapkan "assalamuakaikum ananda' sholat subuhnya tadi ada kan, mereka menjawab sudah ibu, dan ada pula yang menjawab dengan senyum malu. Teguh , kok hanya senyum ibu tanya, dengan sedikit nengelak berusaha meninggalkan ku, tampa kubiarjan dua berlalu langsung ku bawa dua ketempat berudhuk, walaupun sedikit enggan namun teguh tmau juga mengerjajan sholatnya. Salam dan tegur sapa mereka yang selalu dirindukannya. Keesokkan harinya ria pergi dinas kesekolah lain atas permintaan atasannya. Tentulah rua tidak hadir kedekolah. Dan keesokkan harinya saat ria baru samoai disekolah, ternyata siswanya sudah ada yang hadir kebih awal dan kangsung nenyonsong kehadirannya, seraya berkata" buk kemana ibuk sudah lama betul kita tidak jumpa" kan satu hari ibu tidak datang, karena ibu ada tugas kesekolah lain jawab ria' iya sudah lama rasanya tidak bertemu dia mengulang. Yok kekelas lagi ajak ria. Ya Allah betapa bahagianya hati ini jadi sosok yang dirindukan, terimakasih ya Rabb desis ria, sembari bergegas mengambil tasnya untuk malaksanakan tugasnya.