#Tantangan Gurusiana Hari ke - 50 / kamis, 14 Mei 2020

Adakah Harapan Untukku

Berita duka terdengar pada malam hari sekitar pukul 10 wib, sementara jenazah akan di kebumikan ba'da zuhur esok hari.

Sedangkan jarak rumah ke kota Siantar menempuh kurang lebih 3 jam perjalanan menaiki bus ataupun mobil pribadi.

Sepanjang malam itu aku dan istriku terus berfikir bagaimana caranya besok untuk sampai kesana.

Sementara menurut informasi jalanan masih ditutup karena Covid 19.

Hingga larut malam mata tidak juga mau terpejam, mencoba pesan tiket kereta api melalui onlaine namun tak kunjung bisa.

Menghubungi teman-teman yang punya mobil untuk disewa juga tidak ada yang bisa.

Sampai pagi menjelang, hingga bangunpun akhirnya kesiangan,sampai tidak sempat lagi makan sahur, namun kewajiban puasa tetap lanjut.

Bagaimana caranya supaya bisa sampai kesiantar disaat PSBB besar-besaran, untuk terakhir kali takziah di rumah pak oncu.

Setelah sholat subuh aku langsung menuju stasiun kreta api, barang kali bisa mendapatkan tiket untuk menaikinya, tapi sayang sampai stasiun, kereta ternyata kereta api belum beroprasi.

Akhirnya aku lanjut ke terminal bus antar kota, harapanpun pupus kembali, terminal bus tutup pada siang hari, tapi beroperasi di malam hari.

Kuberhenti sejenak untuk berfikir, sementara waktu terus berjalan dan haripun semakin siang, matahari mulai menampakkan wajahnya dengan jelas, sementara aku masih belum juga menemukan angkutan untuk kesiantar.

Di tengah berfikir, telphonku berdering, saudara dari patumbak menelphon, mereka mau berangkat kesiantar dengan rombongan keluarga, aku berharap mereka bisa memberikan tumpangan kepada kami, malu rasanya menawarkan diri, hingga akhir pembicaraan tidak ada pembicaraan menjurus kesana...

Bersambung.....