Janji Suci di Depan Penghulu (5)
#365 Hari Menulis
#Hari ke - 272
#Minggu, 27 Desember 2020
Janji Suci di Depan Penghulu (5)
Karena tiada restu dari ayah Anti, akhirnya pemuda itu menjumpai Anti di tempat kerja, rupanya tanpa sepengetahuan ayahnya hampir setiap hari Anti diantar dan dijemput saat kerja.
Hubungan mereka semakin dekat saja, berdosa rasanya membiarkan mereka terus bertemu tanpa ikatan, namun apa mau dikata, ayah Anti tidak ingin anaknya berhubungan dengan orang yang salah untuk kedua kalinya.
Kedekatan Anti dan pemuda itu rasanya tidak terbendung lagi, mereka ingin rasanya segera menikah, namun bagaimana caranya agar ayah anti bisa merestuinya.
Rasanya mustahil mendapat restu dari ayahnya, karena begitu bencinya ayah anti terhadap setiap laki - laki yang mendekati Anti, hal ini akibat tidak ada rasa tanggung jawabnya mantan suami Anti dulu, dengan seenaknya saja mencampakkan anaknya.
Sungguh sayangnya ayah Anti kepadanya, hingga rasa sedih dan terpukul terhadap menantunya terus membayangi fikirannya, bagai sebuah batu besar yang jatuh dengan keras ke tubuhnya, dan sangat membekas, sehingga bekas lukanya tidak bisa diobati lagi.
Karena fikiran itu akhirnya ayah Anti jatuh sakit, berhari - hari tidak kunjung sembuh, hinga ajal datang menjemputnya, hingga akhir hayatnya ayah Anti tidak pernah bahagia hatinya, terus saja memikirkan Anti anak perempuannya.
Ditengah kesedihan yang amat pilu Anti menghubungi mantan suaminya Iman, untuk memberi kabar duka cita itu lewat telphon, suara yang senduh serta airmata yang mengalir deras mengalir dari pipi Anti, sambil menelphon Iman, rasanya semua orang yang menyayangi Anti meninggalkannya begitu saja.
Kini tinggallah putranya tercinta bersama Anti sebagai pelipur lara.
"Bang....Bapak uda gak ada" suara Anti dengan gemetar memberitahu mantan suaminya lewat telphon genggam.
Sepertinya Anti tidak sanggup berbicara lagi, kini Anti hanya mendengarkan saja suara mantan suaminya lewat telphon, sambil sesekali menghapus air matanya dengan selendangnya.
Hingga selesai pemakamanpun, air mata Anti tidak pernah berhenti mengalir dari pipinya, namun Anti berusaha tegar dengan menyibukkan diri berbenah dari bekas - bekas kunjungan orang yang sudah selesai melayat.
Bersambung....
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semoga Anti semakin kuat...keren pak, sukses selalu
Terimakasih bu
Semoga Anti diberi kekuatan dan keikhlasan. Ijin follow
Terimakasih banyak bu