#365 Hari Menulis

#Hari ke - 273

#Senin, 28 Desember 2020

Janji Suci di Depan Penghulu

Selesai sudah acara tahlillan selama tujuh hari, kini hari - hari Anti diselimuti sepi, tidak ada lagi orang terdekat sebagai pelindung, kecuali anaknya dan dua adik perempuannya yang sudah berkeluarga, tapi Anti masih kuat karena masih ada Allah tempat mencurah segala keluh kesah yang ada.

Walau hidup terasa hampa namun Anti harus bertahan demi anak tercinta, rasanya tidak ada lagi keinginan untuk cepat menikah lagi, sebelum Aldo tumbuh besar dan bisa mandiri.

Ditengah sepi, Anti tetap merasakan kehangatan keluarga, Anti masih tetap bersyukur karena hampir di setiap malam para sepupu Anti bermain dan bercengkrama dirumah Anti, sehingga rasa sepi Anti terobati dengan lelucon para sepupunya itu.

Termasuk Ihsan seorang pemuda yang menyukai Anti, semenjak ayah Anti meninggal Ihsan semakin berani terang - terangan datang kerumah Anti.

Tapi sepupu Anti yang bernama Arya dan juga adik perempuan Anti kurang suka dengan kehadiran Ihsan dirumah Anti.

Namun apa boleh buat, sepupu dan adik Anti semua hanya bisa menilai dan menasihati Anti, agar lebih berhati - hati dengan laki - laki yang menyukainya.

Memang dalam hal ini hanya Antilah yang berhak merasakan dan menilai pemuda itu, karena Antilah yang akan menjalani hidup.

Hubungan Anti dan Ihsan sudah bertahun - tahun di jalani, rasanya risih kalau sampai para tetangga memperhatikan.

Mudah - mudahan Anti tahu apa yang terbaik buat Anti, sebenarnya saudara dan sepupu Anti kurang setuju dengan Ihsan.

Hingga suatu hari Ihsan mohon izin kepada Anti untuk pergi bekerja ke Negeri orang, yakni Negeri jiran tetangga Malaysia.

Bersambung...