Marianto,S.Sos.I.,S.Pd.I

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Kereta Angin Menjemput Surga (Part 13) Berjualan Sembako

Kereta Angin Menjemput Surga (Part 13) Berjualan Sembako

#Tantangan Gurusiana Hari ke - 71/ Kamis, 4 Juni 2020.

Kereta Angin Menjemput Surga (Part 13) Berjualan Sembako

Ada - ada saja yang igin di lakukan oleh bang Adi , demi mendapatkan rupiah atau penghasilan yang lebih.

Aku jadi teringat sebuah kata yang bijak "kalau ingin memperoleh pendapatan yang lebih haruslah berusaha yang lebih pula" artinya harus lebih keras usahanya dari yang biasa.

Dengan Modal meminjam uang dari pak Pungut kita berdua membuka usaha sembako keliling.

Berjualan keliling dengan membawa becak barang, aku dan bang Adi membawa sembako keliling kampung Desa Bandar Setia.

Barang - barang yang dijual yaitu beras, minyak makan, gula pasir, minyak lampu, sabun mandi dan sabun cuci teh, dan lain-lain.

Adapun becak kita sewa, setelah selesai berkeliling becak kita kembalikan kepada orangnya dengan membayar sejumlah uang sebagai uang sewanya.

Alhamdulillah dagangan kami laris manis tanjung kimpul, dagangan habis duit kumpul.

Penghasilan terus kami putarkan, hingga hutangpun sudah terbayar kepada pak Pungut.

Hampir setiap hari kami berjualan sembako keliling kampung dengan pendapatan yang lumayan.

Tapi yang anehnya aku tidak pernah mendapatkan uang untuk kunikmati meskipun dagangan sangat laris.

Tapi tidak masalah bagiku saat itu niatku tulus hanya ingin membantu perekonomian bang Sariadi.

Dalam satu kali keliling hampir lima goni beras habis terjual secara eceran belum lagi gula, minyak dan lain - lain.

Berdagang keliling hanya bertahan beberapa bulan saja, namun lama kelamaan bang Sariadi tidak bisa berjualan lagi, mungkin karena kesibukan di kampus membuatnya terkadang tidak sempat lagi untuk berjualan.

Akhirnya aku sendiri yang meneruskan berjualan keliling kampung, terasa sangat berat melangkah mendayuh becak sendirian berkeliling, namun aku melawan semua rasa malas itu.

Hingga sampai berbulan-bulan aku berjualan sendiri, dengan keuntungan di peroleh sendiri dan memutar modal dagangan secara rutin sendiri.

Dan pada akhirnya aku jatuh sakit, di malam hari aku demam tinggi, serta pandanganku menjadi gelap.

Malam itu aku memanggil-manggil ibuku, dengan suara yang berusaha keras, sambil memejamkan mata.

"Mak...mak....mak....mak..."

aku mencoba memanggilnya di sepertiga malam, ibuku datang dengan penuh rasa khawatir.

"Ada apa ?"

"Badanku panas dingin mak, pandanganku gelap, aku tidak bisa melihat apa-apa mak".

Bersambung...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren pak

04 Jun
Balas

Terimakasih bu

04 Jun

nanggis bacanya

05 Jun
Balas

Terimakasih bu

05 Jun

Kenapa?.... Lanjut mantap Pak

04 Jun
Balas

Terimakasih bu

04 Jun

keren pak

04 Jun
Balas

Terimakasih pak

04 Jun



search

New Post