#Tantangan Gurusiana Hari ke - 72, Jum'at, 5 Juni 2020.

Kereta Angin Menjemput Surga (Part 14)Jatuh Sakit

Malam itu ibuku sangat panik, hingga membangunkan ayahku, uwak, bibi dan paman yang berada di sebelah rumah.

Namun aku berusaha memegang tangan ibuku, dan tak mau melepaskannya, sambil berkata,

" sini aja mak, jangan kemana -mana"

Sambil menangis ibuku mencoba menenangkanku, mencoba meyakinkanku agar jangan berjualan lagi.

"Mak aku tidak bisa lihat, pandanganku gelap"

aku terus berbicara menjelaskan kondisiku, dan aku juga sempat berfikir mungkin aku akan segera memenuhi ajalku.

Ibuku sambil memegang kening, dan sedikit menggerutu,"panas kali badannya".

Kemudian salah seorang memberi aku minum, melalui tangan ibuku, aku meminumnya

Sampai subuh menjelang, akhirnya aku bisa tertidur dengan masih di temani ibu dan saudara - saudaraku.

Aku tidak tahu apa yang terjadi didalam rumah dan apa yang di lakukan ayah dan ibuku serta keluargaku, ketika aku tertidur.

Sudah cukup lama aku tertidur, ketika bangun badanku mulai sedikit lebih enakkan, tapi ibuku masih berada di dekatku merebahkan badannya disampingku.

Aku tidak tega nembangunkannya, mungkin ibu sangat mengantuk disebabkan khawatir dengan aku tadi malam.

Setelah beberapa lama aku membuka mata, ku beranikan diri untuk membangunkan ibu.

Lalu ibu bertanya kepadaku tentang keadaanku, ku katakan pada ibu bahwa aku sudah mulai sedikit lebih enakkan.

Tapi sulit untuk bangun karena masih ada sedikit pusing di kepala yang membuat badan malas di gerakkan.

Tidak lama ibu sudah mempersiapkan sarapan untukku, dengan perlahan akupun memakannya, tapi sedikit demi sedikit hingga beberapa suap, aku tidak bisa lagi melanjutkannya.

Jadi sejak saat itu aku tidak berjualan lagi,tidak lagi berjualan sembako keliling, menuruti perkataan ibuku.

Aku hanya menyibukkan diri dengan mengajar lest mengaji dari rumah kerumah.