Marianto,S.Sos.I.,S.Pd.I

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Kereta Angin Menjemput Surga (Part 4)

Kereta Angin Menjemput Surga (Part 4)

#Tantangan Gurusiana Hari ke-62.

Kereta Angin Menjemput Surga (Part 4)

Selasa, 26 Mei 2020.

Setelah beberapa menit aku sudah siap untuk berangkat mengaji, dengan berbusana muslim yang rapi, serta peci, akhirnya kami berdua berangkat menuju tempat pengajian, tidak lupa aku berpamitan kepada ibuku, tapi aku biasa memanggil mamak.

Dengan menaiki sepeda kita berangkat, kali ini aku yang menyetir sepeda, karena aku sadar akulah yang mempunyai kaki yang normal harus mendayung sepeda sepanjang perjalanan.

Sepedapun kudayung, dengan perlahan sepeda yang kami naiki melaju menyusuri jalan beraspal, melewati sungai.

Tidak ada jalan pintas menuju ketempat pengajian kecuali melalui jalan setapak di sepanjang pinggir sungai, karena jalan inilah yang paling dekat ditempuh apabila ingin sampai ketempat tujuan.

Kami melalui jalan pintas itu, jalanan yang sepi, hanya terdapat sedikit rumah, jalan setapak yang masih tanah, belum lagi sepanjang jalan adalah perkebunan pisang.

Hampir di sepanjang jalan setapak, hanya ada perkebunan pisang yang sunyi dan sepi.

Pohon-pohon pisang yang hanya diambil daunnya untuk di jual, sebagai pembungkus lontong dan nasi, yang banyak tumbuh di sepanjang pinggir sungai.

Sesekali kami turun dari sepeda, karena ada lubang yang lebar dan tergenang air di tengah jalan, dan sesekali aku minta bergantian mendayuh sepeda dengan bang Muchlis.

Akhirnya kami sampai juga di tempat pengajian, di sebuah rumah yang lumayan bagus, dengan halaman yang luas dan rapi, cat rumah yang tidak menyolok, penuh dengan kesederhanaan meskipun terlihat permanen.

Aku parkirkan sepeda di halaman rumah, diantara bunga-bunga, kemudian berjalan mengikuti bang muchlis, maklumlah, aku masih pertama kali mengikuti pengajian ini, yang ketika itu mungkin usiaku sekitar 17 atau 18 tahun, karena pada saat itu aku masih bersekolah duduk di bangku SMA.

Kamipun masuk didalam rumah itu, dan ternyata kami adalah orang kedua yang hadir, karena baru ada satu orang saja yang duduk di sudut tembok.

Didalam rumah sudah terbentang tikar memenuhi ruangan, kuikuti bang muchlis ketika menyalami salah satu temannya yang memang sudah saling mengenal.

Kami duduk di samping pintu tengah yang di halangi tirai, menunggu sambil bersandar di dinding menghilangkan lelah selama di perjalanan.

Taklama sang ustadzpun muncul dari balik tirai pintu tengah itu, dengan pakaian yang sederhana berwarna putih bersih serta peci duduk di sebelah kami, bang muchlispun segera menyalimi sang ustadz dan aku spontan saja mengikutinya untuk bersalaman.

Meskipun baru kami bertiga yang hadir, pengajian tetap di mulai, ustadz menggunakan sebuah kitab kuning, yang belum pernah aku lihat, namun materi yang di bahas aku kenal, materi bahasa arab pelajaran Nahu Shorof, aku tahu karena aku pernah mempelajarinya di bangku tsanawiyah.

Pelajaran ini sangat sulit aku memahaminya, namun tetap aku dengarkan dengan berusaha memahami meskipun sulit.

Ditengah berlangsungnya pengajian, satu persatu murid ustadz yang mengaji mulai berdatangan, sesekali aku memperhatikan mereka yang hadir sampai mereka mencari tempat duduk.

Wajah-wajah yang terpancar cahaya ketenangan, pribadi-pribadi yang diliputi kesederhanaan, membuat aku semakin tertarik mengikuti pengajian ini.

Hingga akhirnya ruangan sudah penuh dengan para pemuda yang haus dengan ilmu agama, ada juga yang wanita hadir, mereka berada di balik tirai, tidak terlihat oleh kami karena ada penghalang tirai di pintu tengah.

Hingga pengajian terus berlangsung , dan sudah beberapa kitab di bahas, pertanyaan -pertanyaan terkadang sesekali terlontar dari para santri memecah keheningan.

Bersambung...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tulisan bagus,ditunggu kelanjutannya.

26 May
Balas

Terimakasih pak

26 May

Lanjutkan pak...

26 May
Balas

Terimakasih

26 May

Mantap...lanjutkan Pak...

26 May
Balas

Terimakasih bu

26 May

Ditunggu lanjutannya pak..

26 May
Balas

Ia bu terimakasih bu

26 May

Ia bu terimakasih bu

26 May



search

New Post