Marianto,S.Sos.I.,S.Pd.I

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Kereta Angin Menjemput Surga (Part 8) Kecelakaan

Kereta Angin Menjemput Surga (Part 8) Kecelakaan

#Tantangan Gurusiana Hari ke - 66 / Sabtu, 30 Mei 2020.

Kereta Angin Menjemput Surga ( Part 8)

Kecelakaan

Malam itu aku, bang Muchlis dan beberapa orang teman berdiskusi di Musholla, dalam diskusi ternyata mereka meminta taksasi dana keluar untuk kegiatan perlombaan yang kami adakan di setiap tahunnya.

Entah ada angin apa tiba-tiba mereka mencampuri kegiatan yang kami adakan itu rutin setiap tahun.

Bahkan bukan itu saja, mereka juga ingin turut mengelola pengajian yang sudah kita dirikan beberapa tahun terakhir ini.

Aku sangat tahu tentang proses jalannya kegiatan perlombaan, dari merancang kegiatan sampai penggalangan dana melalui donatur kami terjun langsung kelapangan, bahkan terkadang bang Muchlis rela mengeluarkan uang pribadinya untuk keperluan pengajian anak-anak yang kami kelola.

Tidak ada niat sedikitpun untuk mengambil keuntungan dari pengajian ini, dan juga setiap ajang perlombaan.

Niat kami ikhlas karena Allah, dan hanya demi kemajuan anak- anak di dusun seketar Musholla.

Memang sungguh sangat di sayangkan tidak ada pengeluaran yang tertulis dalam kegiatan itu, karena tidak ada niat untuk mengambil untung dari kegiatan tersebut.

Malam itu bang Muchlis sangat tersudutkan atas perkataan mereka yang ingin meminta pertanggung jawaban pengeluaran dana.

Sebenarnya kami hafal pengeluaran uang itu untuk apa saja yang dibelanjakan.

Namun secara lisan mereka tidak menerima, mereka hanya ingin bukti secara tertulis.

Akhirnya kami menyerah, memang salah kami tidak ada bukti-bukti kwitansi dalam pengeluaran dana.

Malam itu kami pulang dengan perasaan yang sedikit kecewa, karena ketulusan dan jerih payah kita seperti tidak dihargai.

Bang Muchlis pulang dengan perasaan sedikit terluka, pengajian yang selama ini kami bina , terpaksa kita serahkan kepada mereka yang ingin mengelolanya.

Ketika pulang aku berjalan kaki munuju rumah bersama teman-teman yang lain tadi yang berusaha meminta pertanggung jawaban.

Sambil berjalan kaki, kita tetap membahas masalah tadi, tapi kali ini salah satu dari mereka menghina keadaan fisik bang Muchlis.

Ingin rasanya mulut ini berbicara dan menghentikan pembicaraannya, namun seperti tidak sanggup mengeluarkan.

Akhirnya aku hanya bisa mendengarkan saja mulut mereka menghina dan mencaci fisik bang Muchlis.

Didalam hatiku berkata, kenapa kalian begitu tega menghina bang Muchlis yang cacat, padahal cacatnya itu adalah kehendak Allah bukan kemauannya, sungguh sedih mendengarkannya, disisilain mereka juga temanku.

Keesokan harinya, aku mendengar berita dari teman yang lain bahwa dia kecelakaan, ya..orang yang tadi malam menghina kedaan fisik bang Muchlis.

Kini ia bernasib sama seperti bang Muchlis, karena kecelakaan kakinya mengalami cacat seperti apa yang di rasakan bang Muchlis.

Aku hanya bisa berucap Innalillah "Allah langsung membalas ucapannya"

Pagi itu bang Muchlis menemuiku untuk menjenguk teman yang kecelakaan itu, sungguh perbuatan yang mulia, meskipun sudah di sudutkan, bang Muchlis masih juga ingin menjenguknya.

Tapi tentang makian dan cacian itu, bang Muchlis belum tahu, setelah aku ceritakan barulah dia mengetahuinya.

Walaupun demikian aku dan bang Muchlis tetap menjenguknya di rumahnya.

Sebenarnya bang Muchlis juga sudah memaafkannya, meskipun orangnya tidak meminta maaf.

Bang muchlis juga tidak menginginkan kecelakaan itu terjadi, hingga membuatnya menjadi cacat.

Sejak saat itu kita berdua tidak lagi mengajar anak-anak di Musholla, karena sudah ada yang menggantikan kami, tapi itu tidak bertahan lama hanya beberapa bulan saja, mereka sudah tidak mengajar lagi.

Keadaan Mushollapun menjadi sepi tanpa anak-anak lagi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bagus ceritanya...lanjut

30 May
Balas

Terimakasih bu

30 May



search

New Post