Tantangan Gurusiana Hari ke - 92/Kamis, 25 Juni 2020.

Kuota Insentif Guru PAUD Bertambah Tetapi yang Sudah Ada Malah Dikurangi.

Kebetulan saya membuka Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di lingkungan dusun tempat saya tinggal.

Alhamdulillah, izin dari pemerintah juga sudah ada, dan PAUD saya berjalan merangkak, tahap demi tahap, atau selangkah demi selangkah.

Hingga saat ini meskipun belum bisa dikatakan besar alias masih kecil, tapi bisa memberi atau membuka lapangan pekerjaan bagi para calon guru paud yang ingin ikut andil dalam mencerdaskan anak bangsa.

Saat ini saya mempunyai tiga orang guru, tapi sayang, saya hanya bisa menggaji guru di bawah standart rata -rata gaji guru.

Kasihan sebenarnya, kalau melihat gaji guru PAUD saya yang sangat kecil.

Maklum sekolah saya tidak begitu besar, dan siswa yang bersekolahpun di tempat saya juga terbatas, itu karena ruang kelas yang belum mamadai.

Barang kali setelah membaca tulisan saya ini, tergerak hatinya untuk turut membantu membesarkan sekolah yang saya kelolah, maka dengan senang hati dan tangan terbuka saya menerimanya, maaf, kalau terlalu banyak berharap.

Akan tetapi ada sedikit yang membuat saya legah, guru bisa mengajukan insentif kepada pemerintah.

Tahun lalu guru saya mendapatkan Dana Bantuan Insentif untuk guru PAUD, kisaran jumlah yang lumayan, cukup besar untuk seorang guru PAUD, meskipun bantuan didapat satu tahun satu kali.

Kalau mengharap pendapatan dari seorang guru PAUD, tentulah sangat kecil, namun semenjak namanya termasuk dalam deretan penerima dana insentif tersebut, senangnya bukan main gak ketulungan, bisa buat nambah- nambah belanja keperluan dapur.

Mungkin bisa untuk membeli obat, barangkali kalau ada kelurga yang sakit, seperti suami, ibu , bapak atau anak.

Tentunya harapan untuk mendapatkannya lagi pastilah di tunggu - tunggu oleh setiap guru PAUD di seluruh Indonesia.

Apalagi desas-desus kuota untuk insentif bantuan guru PAUD ditambah, berarti akan ada penambahan untuk guru yang akan berbahagia mendapatkannya.

Namun apa yang terjadi, justru nama guru saya tidak lagi tercantum dalam deretan nama-nama penerima insentif untuk tahun ini, bagaimana mungkin hal itu terjadi?, padahal kuota untuk mendapatkan insentif bertambah.

Apa setiap tahun bergantian mendapatkannya kepada guru yang lain, tapi tidak juga, buktinya guru yang dulu mendapatkan insentif, tahun ini juga tetap mendapatkan insentif itu.

Ada apa ini? Rasa penasaran sayapun ingin segera mendapatkan jawaban, seperti ada rasa ketidak adilan dalam pembagian kuota insentif ini.

Mungkin bagi mereka yang sudah mendapatkan, akan merasa risih dengan tulisan saya ini, jangan - jangan bantuan akan dicabut kembali.

atau lebih baik memilih diam seribu bahasa agar tahun depan mendapatkannya lagi, yang penting diri sendiri sudah terselamatkan mendapatkan insentif.

Barangkali bukan guru saya saja yang tidak mendapatkan insentif itu, atau mungkin masih banyak guru -guru PAUD yang lain, bahkan belum pernah mendapatkan insentif tahunan itu, walau hanya sekali.

Saya harap keluhan saya ini dapat di dengar oleh pemerintah, serta kiranya dapat meninjau ulang, tentang tatacara atau kreteria penerimaan insentif untuk guru PAUD dan dapat memperhatikan kesejahteraan para guru PAUD Indonesia, yang ikut andil dalam pelaksanaan mencerdaskan anak Bangsa.

Mudah - mudahan bantuan insentif itu bisa merata diantara guru-guru paud, tidak pilih -pilih, serta setiap guru PAUD yang ada di seluruh Indonesia dapat menikmati insentif yang di berikan kepada pemerintah.