#365 Hari Menulis

#Tantangan ke - 122

#Sabtu, 25 Juli 2020

Mutiara dari Belawan Bahari (Part 18) Bekerja Paroh Waktu

Untuk membantu ekonomi keluarga Ali rela bekerja paroh waktu, tapi sayang pekerjaan dan sekolah di lakukan pada waktu yang bersamaan, sehingga salah satu harus di korbankan.

Hampir setiap pagi Ali bekerja membersihkan sampan salah seorang nelayan, sehabis melaut sampan akan dibersihkan, dengan upah yang tidak begitu besar, namun cukup membantu bagi Ali agar bisa meringankan sedikit beban orang tua.

Rasa bahagia mendapatkan uang dari jerih payah dan keringatnya sendiri, sungguhlah sebuah usaha yang sebetulnya belum pantut bagi Ali, namun apa hebdak dikata, mereka bukanlah orang berada, tapi tidak pula harus meminta - minta, dapat menghasilkan uang, sungguhlah sangat luar biasa bagi seumuran Ali ,uang yang ia dapat ini, sedikit bisa membantu meringankan beban orang tua.

Namun disisilain Ali tidak Ingin mengorbankan pendidikannya hanya karena mencari uang, Ali juga ingin mengejar cita - citanya, impiannya yang ia pendam.

Keesokan harinya Ali memberanikan diri menghadap Kepala Sekolah, ia ceritakan semua yang ia harapkan, Ali ingin berpindah sekolah disore hari, kebetulan dalam satu yayasan ada tingkat Tsanawiyah yang mulai belajar di sore hari, dengan penjelasan Ali, akhirnya Kepala Sekolah mengizinkan Ali masuk di tingkat Tsanawiyah dan belajar di sore hari.

Dengan begitu Ali bersyukur, tidak ada yang harus di tinggalkan, antara mencari uang dan sekolah.

Sekolah jalan, bekerjapun lancar, demi sebuah cita - cita yang ingin ia gapai.

"Manjaddah wajjaddah"

"Siapa yang bersungguh -sungguh pasti ia dapat"