Marianto,S.Sos.I.,S.Pd.I

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Mutiara dari Belawan Bahari (Part 19) Masuk Pesantren

Mutiara dari Belawan Bahari (Part 19) Masuk Pesantren

#365 Hari Menulis

#Tantangan ke - 124

#Senin, 27 Juli 2020

Mutiara dari Belawan Bahari (Part 19) Masuk Pesantren

Ada keinginan Ali yang ia pendam selama ini, sebuah keinginan yang tidak sanggup ia utarakan kepada kedua orang tuanya, karena dia sudah tahu jawabannya, meskipun belum ia utarakan.

Ali ingin sekali belajar mondok di pesantren, tapi biaya masuk pesantren pastilah tidak sedikit, belum lagi biaya hidup, sementara Ali sendiri tahu keadaan prekonomian keluarga, makanya ia tahu apa yang akan dijawab oleh kedua orang tuanya.

Hingga di suatu hari Ali mendapatkan pekerjaan borongan, yang bila selesai uang akan diberikan secara kontan hari itu juga.

Tanpa berfikir panjang, Ali menerima pekerjaan itu, meskipun berat dirasa bagi seusia Ali, tapi karena sebuah cita - cita dan keinginannya, rasa semangatnya dapat mengalahkan segalanya.

Sebuah pekerjaan yang mestinya dilakukan orang dewasa, dengan menggunakan otot, tapi terpaksa Ali lakukan.

Hingga sore menjelang, pekerjaanpun dapat diselesaikan, meskipun rasa lelah begitu mendera, keringat mengucur deras di tubuh Ali, namun semua itu terbayar saat menerima upah sebelum keringatnya kering, seolah semua rasa lelah itu hilang.

Dengan membawa sejumlah rupiah yang cukup besar, Ali kembali menjumpai kedua orang tuanya, kali ini dia ingin menyampaikan sebuah keinginannya, wajah yang berseri dan langkah yang mantap, seolah dia sudah tahu jawaban yang akan diberikan kedua orang tuanya, karena Ali tahu kendala yang dihadapi orang tuanya pastilah biaya.

Karena uang sudah ada ditangan Ali, maka segera ia katakan satu keinginannya.

"Mak aku ingin mondok kepesantren"

Belum lagi orang tuanya menjawab, Ali mencoba menjelaskan lagi.

"Masalah biaya mamak tidak usah khawatir, aku punya uang untuk mendaftar"

Karena semangat yang begitu menggebu, akhirnya kedua orang tuanyapun menyetujuinya untuk masuk kepesantren.

"Namun bagaimana biaya bulanannya?"

Pertanyaan ibu Ali penuh khawatir, kalau - kalau tidak bisa membayarnya nanti.

"Tenang aja mak, nanti aku minta sama pengurus pesantren, supaya aku di beri pekerjaan agar biasa membayar biaya bulanan"

Perkataan Ali mencoba menghilangkan rasa khawatir ibunya.

Dengan persetujuan kedua orang tuanya, Ali segera mengurus segala keperluan untuk mondok di pesantren, dengan sejumlah uang yang ia dapat ketika bekerjo borongan tadi.

Bersambung...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Masha Allah semoga Ali diberi kemudahan

27 Jul
Balas

Aamiin. Terimakasih bu

27 Jul

Sudah saya follow, follow balik ya

27 Jul
Balas

Pantas bertambah, terimakasih bu

27 Jul

Tekad yang kuat

01 Aug
Balas



search

New Post